Zollman mengatakan masyarakat mulai menyadari betapa menguntungkan menjadi Selebgram.
"Akhirnya menjadi seorang influencer merupakan sebuah cita-cita baru," ujarnya.
Pemilik merek lebih memilih bekerja sama dengan endorser bertarif lebih rendah, bahkan gratis.
Tarif endorser tak lagi sama, membuat Zollman harus menurunkan tarif hariannya.
"Saya harus bekerja dua kali lebih keras untuk hasil yang dua kali lebih sedikit," terangnya.
Zollman akhirnya memutuskan kembali pada pekerjaan sebelumnya, seorang pegawai kantoran.
Baca: Christiany, Bupati Cantik dan Modis, Nilai Kekayaannya Capai Rp 42,5 Miliar: Aktif di Instagram
Baca: VIRAL Video Kucing Dicekoki Miras Hanya Demi Konten di Instagram, Begini Klarifikasi Sang Pelaku
Dampak psikologis perjuangan kerja dan persaingan yang ketat berhasil membuatnya berhenti menjadi influencer.
Bagi Zollman, mempertimbangkan kesehatan mental, menjadi pekerja kantoran jadi pilihan terbaik.
Volland memutuskan meninggalkan pekerjaannya sebagai dokter mata pada 2014.
Sensasi masa awal Instagram berhasil menggoda Volland dan membuatnya lebih memilih menjadi influencer.
Setahun kemudian, Volland tinggal di sebuah unit air bed and breakfast (AirBnB) di Los Angeles.
Saat itu, Volland pergi ke Amerika Serikat mengerjakan dua proyek fotografi bersponsor.
Volland kerap mengalami separuh menganggur di tengah ibu kota bisnis pertunjukan dunia.
Baca: Fitur Baru di Instagram, dari Dark Mode hingga Hilangkan Fitur Notifikasi Aktivitas Following
Baca: Cara Aktifkan Dark Mode di Berbagai Aplikasi, dari Instagram hingga WhatsApp
Ia merasa layaknya menjalani kehidupan klise seorang pekerja kreatif lepas.
"Saya merasakan tekanan finansial yang bagi saya merupakan aspek besar," ungkapnya.
Volland mengakui akan ketidakmampuannya merancang masa depan.
Instagram yang tak lagi menyusun halaman utama berdasarkan urutan waktu berpengaruh buruk pada akun Volland.
Volland secara perlahan kehilangan follower dan keterikatan dengan pengikutnya dan akhirnya memutuskan berhenti sebagai Selebgram.
Pada satu titik, ia akhirnya berpikir, "Apa gunanya semua ini?'"