Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menilai, tewasnya pimpinan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakr al-Baghdadi, berpotensi membangkitkan Alqaeda di Indonesia.
Menurut Stanislaus Riyanta, anggota Alqaeda di Indonesia yang lebih dikenal dengan organisasi Jamaah Islamiyah (JI), cenderung menjadi sel tidur selama ISIS menujukkan eksistensi di Timur Tengah.
Pasca-terdesaknya ISIS di Timur Tengah, Stanislaus mengatakan JI terlihat kembali menggeliat.
Hal itu terbukti dengan tertangkapnya anggota JI di Gresik pada Mei 2019.
Selain itu juga terjadi penangkapan tokoh penting JI di Indonesia yang sudah buron sejak 2003, Para Wijayanto, yang merupakan aktor penting dalam aksi-aksi teror di Indonesia seperti Bom Bali.
"Saat ini JI diketahui melakukan konsilidasi organisasi."
"Bahkan hingga mempunyai unit bisnis seperti perkebunan kelapa sawit untuk menghidupi organisasinya," ujar Stanislaus ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (28/10/2019).
Baca: Klaim Sudah Bunuh Pemimpin ISIS, Trump Gambarkan Al Bagdhadi Mati bak Anjing: Menangis dan Menjerit
Ia melihat keberadaan JI yang mempunyai tujuan untuk membentuk kekhalifahan di Indonesia, masih cukup kuat.
JI dinilai mampu berkonsilidasi dengan memanfaatkan momentum di saat pemerintah sedang menangani eksistensi kelompok ISIS.
Di sisi lain, Stanislaus meyakini kematian al-Baghdadi dan terpuruknya ISIS di Timur Tengah, akan mendorong gerakan lain seperti arus balik ISIS ke Indonesia.
Dan, munculnya kelompok JI yang berafiliasi dengan Alqaeda.
"Gerakan-gerakan ini seharusnya menjadi momentum bagi pemerintah untuk memberantas terorisme."
"Gerakan dari kelompok radikal pasca-kematian Abu Bakar al-Baghdadi tersebut akan menunjukkan pola atau arah tertentu yang bisa dideteksi dan dicegah sejak dini," tuturnya.
Apabila momentum ini tidak dimanfaatkan oleh pemerintah, katanya, maka bisa direbut oleh kelompok radikal yang berafiliasi dengan gerakan teroris transnasional.
"Aksi oleh kombatan ISIS hasil arus balik dari Suriah yang didukung oleh simpatisannya di Indonesia yang tergabung di JAD, tentu tidak bisa disepelekan."
"Apalagi jika konsolidasi kelompok Jamaah Islamiyah berhasil dilakukan dan beraksi kembali."
"Pasca-kematian Abu Bakar al-Baghdadi, ancaman terorisme di Indonesia justru lebih serius," ucapnya.
Baca: Pemimpin ISIS Al-Baghdadi Dikabarkan Tewas karena Serangan AS di Suriah
Sementara, Mabes Polri masih berusaha mengonfirmasi kebenaran tewasnya Abu Bakar al-Baghdadi ke FBI.
"Kami akan tanyakan ke FBI tentang kebenaran berita ini," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (28/10/2019).