Prediksi Menteri Kabinet Jokowi-Ma'ruf, 3 Anak Mantan Presiden Minus Anak Megawati hingga 3 Srikandi

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) menyampaikan pendahuluan saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Gamrbir, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2019). Sidang Kabinet Paripurna tersebut membahas evaluasi pelaksanaan RPJMN 2014-2019 dan persiapan implementasi APBN Tahun 2020.--

Kemudian yang pasti ingin masuk juga dan sinyalnya jelas dari Demokrat adalah AHY, putra pak SBY," ia menjelaskan.

Ia berbeda pandangan jika ada anggapan putra Presiden Ketiga Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo (Nanan) akan masuk di kabinet pemerintahan Jokowi-Kiai Maruf mendatang.

Menurutnya, ada semacam pembagian tugas antara Puan Maharani dan Nanan.

"Puan di politik praktis.

Sementara Nanan menjaga gawang, jaga partai.

Dan saya lihat mas Nanan, tipenya bukan eksekutor.

Tapi pemikir atau idiolog.

Jadi, kemungkinan ada tiga anak presiden yang berpeluang masuk kabinet," kata dia.

Presiden kelima RI Megawati Soekarno Puteri (kanan) dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (ketiga kiri) tiba di Ruang Rapat Paripurna, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Megawati dan Puan yang juga puterinya, hadir dalam Sidang Tahunan dan Pidato Kenegaraan yang disampaikan Presiden Joko Widodo. (Kompas.com/PUSPA PERWITASARI)

"Dan ini bisa menjadi, paling tidak proses generasi politik ke depan.

Karena tahun 2024 akan menjadi generasi baru," lanjutnya.

Sementara tiga srikandi di kabinet saat ini, Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi masih memiliki peluang.

Pengamat politik Yasin Mohammad mengatakan, sejumlah menteri berlatang belakang profesional berpeluang dapat dilantik kembali menjadi pembantu presiden.

Yasin yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN) itu melihat, kebijakan Menteri Susi yang melawan ilegal fishing dengan penenggelaman kapal perlu diapresiasi.

Kemudian, Sri Mulyani dinilai telah mampu membuat kebijakan yang dapat menyeimbangkan neraca keuangan negara.

"Pola yang dimainkan adalah kebijakan ekonomi liberal, membuka akses investasi dari luar.

Investasi ini dibuka dalam rangka menyeimbangkan neraca keuangan," katanya.

Yasin menilai Retno selama menjadi Menteri Luar Negeri sudah membuahkan hasil yang nyata dalam berkomunikasi ke luar negeri.

Bahkan, telah membawa Indonesia sebagai Dewan Kehormatan di PBB.

Sementara menteri yang berpotensi tidak terpilih kembali masuk jajaran Kabinet Kerja jilid dua, berasal dari menteri dari kalangan partai politik.

Ia mencontohkan, Airlangga Hartarto yang menjabat Menteri Perindustrian belum menorehkan prestasi yang signifikan.

Halaman
123


Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer