Di sisi piutang lain-lain, Bukalapak mencatatkan pertumbuhan menjadi Rp 79,88 miliar dari sebelumnya Rp 63,90 miliar.
Sebagai informasi, sebesar 35,17% saham Bukalapak dimiliki oleh KMK. Adapun KMK sendiri merupakan anak usaha dari EMTK yang memiliki 99,9% sahamnya.
Teddy mengatakan, menjadi sustainable e-commerce alias perusahaan e-dagang yang menghasilkan keuntungan sangat penting bagi perusahaannya. Menurutnya saat ini, Bukalapak telah melangkah ke tahap yang lebih jauh tak hanya sekedar pertumbuhan GMV.
"Walaupun pertumbuhan GMV adalah indikator yang penting bagi semua e-commerce, Bukalapak telah melangkah ke tahap yang lebih jauh dan menghasilkan kenaikan dalam monetisasi, memperkuat profitabilitas, yang saat ini berjalan dengan baik dan bahkan melampaui ekspektasi kami," ungkap Teddy.
Baca: Andy Lau Naik Pesawat Kelas Ekonomi dari Hong Kong ke Malaysia, Foto-fotonya Viral
Baca: Berencana Menjual Rumah Mewahnya di Cinere, Anang dan Ashanty sempat Berbeda Pendapat
Adapun Gross Profit Bukalapak di pertengahan 2019 naik 3 kali dibandingkan pertengahan 2018. Pun Bukalapak berhasil mengurangi setengah kerugian dari pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) selama 8 bulan terakhir. Untuk itulah, pihaknya ingin menjadi e-commerce unicorn pertama yang meraih keuntungan.
"Kami ingin menjadi e-commerce unicorn pertama yang meraih keuntungan, dan dengan pencapaian performa bisnis yang baik dan modal yang cukup, kami menargetkan untuk dapat mencapai breakeven bahkan keuntungan dalam waktu dekat," jelas dia.
Sementara bagi para mitra bisnis Bukalapak, penataan ini bisa berarti Bukalapak tengah memfokuskan diri untuk meningkatkan layanan dan memberi dampak positif lebih luas.
(tribunnewswiki.com/haris)