Sejarah Ketika Membunuh Orang-orang Komunis di Yogyakarta Halal Hukumnya di Tahun 1965

Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Burhan Zainuddin Rusjiman menuturkan kisahnya menumpas anggota PKI di Yogyakarta, pada akhir 1965 hingga awal 1966

TRIBUNNEWSWIKI.COM – “Daripada dibunuh, lebih baik membunuh,” ujar Burhan Zainuddin Rusjiman dalam Majalah Tempo tahun 2012, “Pengakuan Algojo 1965”.

Burhan adalah salah seorang algojo 1965, salah seorang yang ikut membasmi orang-orang komunis khususnya di daerah Yogyakarta.

Burhan hampir selalu membawa kampak ke manapun dia pergi, karena itu dia juga dijuluki Burhan Kampak.

Tak hanya dengan kampak, Burhan juga kerap mengeksekusi orang-orang PKI dan para simpatisannya menggunakan pistol.

Kebencian Burhan kepada orang-orang komunis benar-benar telah membatu.

Kebencian itu mulai tumbuh saat dia masih menjadi mahasiswa di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Baca: Omong Besar Sjam Kamaruzaman, Tokoh PKI Menjelang Meletusnya G30S 1965

Dia adalah anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Pada 1962, Majelis Ulama Indonesia dalam muktamarnya di Sumatera Selatan membuat fatwa bahwa komunisme itu haram karena ateis.

"Mulai saat itu, saya berpikir, orang PKI kalau bisa dibina ya dibina, kalau tidak mau ya dibinasakan", kata Burhan.

Kebencian Burhan kepada PKI semakin menjadi saat dia dikeluarkan dari Fakultas Hukum UHM pada tahun ketiga dia kuliah.

Lantaran, dia memasang spanduk dan poster pembubaran Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI), organisasi mahasiswa yang berafiliasi dengan PKI.

Karena memasang poster itu, Burhan dicap sebagai mahasiswa yang kontrarevolusioner karena menentang konsep Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (Nasakom) Soekarno.

Baca: G30S 1965 - Kronologi 1 Oktober 1965: Pukul 06.00 - 09.00 WIB

Berdasarkan pengakuannya, anak-anak CGMI pada kisaran 1963 – 64 kerap meneror dan mengintimidasi mahasiswa beraliran Islam.

Ia menuturkan bahwa hampir setiap hari, para anggota dan simpatisan PKI menggelar demonstrasi di Malioboro dan tempat-tempat strategis di Yogyakarta.

Kebencian Burhan memuncak setelah mendengar pidato Ketua Comite Central (CC) PKI, Dipa Nusantara Aidit yang menyinggung organisasi HMI.

Kongres III CGMI yang diadakan pada 29 September 1965 mengatakan "kalau CGMI tak mampu menyingkirkan HMI dari kampus, sebaiknya mereka sarungan saja".

Baca: G30S 1965 - Kronologi 1 Oktober 1965: Pukul 09.00 - 12.00 WIB

Penumpasan dimulai

Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965 meletus.

Kebencian Burhan Kampak kepada orang-orang PKI dan para simpatisannya yang sudah telanjur membatu membuatnya ikut melakukan perlawanan terhadap mereka.

Burhan berada di garis depan dalam operasi penumpasan orang-orang komunis.

Halaman
12


Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer