Kronologi dan Duduk Perkara Kerusuhan Papua, 17 Orang di Wamena dan 4 di Jayapura Meninggal

Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana kerusuhan di Wamena

"Saya sendiri, dan beberapa masyarakat harus bersembunyi, harus mepet-mepet dalam satu tempat yang kecil untuk bisa berlindung," kata Markus dilansir BBC, Senin (23/09).

Markus menambahkan kericuhan telah selesai. Sekitar pukul 15.00 WIT sebanyak 11 truk telah mengangkut mahasiswa dari kawasan Taman Budaya Ekspo Waena.

Markus pun memaparkan lini masa peristiwa kericuhan yang terjadi kawasan Ekspo Waena.

06.00 WIT

Ratusan mahasiswa Uncen duduk di halaman auditorium. Mereka ingin menjadikan Auditorium Uncen sebagai Posko Induk Mahasiswa Eksodus Papua.

"Aksi mereka di dalam kampus. Di halaman auditorium Uncen aksi mereka damai. Tenang. Tidak melakukan apa-apa. Tidak anarkis. Mereka hanya duduk diam saja. Dan berorasi," kata Markus.

07.30 WIT

Polisi datang untuk membubarkan massa aksi.

"Setelah memaksa membubarkan aksi, kawan-kawan mahasiswa yang melakukan, yang eksodus dari luar kota Papua ini memilih untuk diam dan tidak melawan," lanjut Markus.

10.30 WIT

Pembantu Rektor 3 Uncen datang bernegosiasi dengan mahasiswa. Akhirnya kedua sepakat agar posko dipidahkan ke Kawasan Ekspo Waena.

Mahasiswa kemudian diantar menuju Ekspo Waena dengan tiga bus dan tujuh truk yang disediakan TNI/Polri.

"Berjalan (juga) sampai konvoi motor. Tidak melakukan perusakan atau apa pun. Perjalanan aman sampai di ekspo," lanjut Markus.

12.30 WIT

Sampai di halaman taman budaya Ekspo Waena, keributan terjadi. Namun, Markus tidak bisa memastikan apa yang menjadi akar masalah keributan. Terdengar letusan tembakan, dan massa kocar-kacir.

"Waktu kocar-kacir, aparat ini sudah kepung mereka. Aparat mengeluarkan tembakan gas air mata, tembakan ke udara, ada juga yang ke arah massa," kata Markus.

Ia melanjutkan, " Ada yang meninggal satu mahasiwa. Kena tembak."

Markus juga mengaku melihat adanya kelompok berseragam sipil di kawasan budaya ekspo Waena yang dilengkapi senjata tajam.

"Yang saya lihat dengan jarak 15 meter, bagaimana mereka memegang parang panjang, dan mengintimidasi. Mereka langsung memukul dan menendang (mahasiswa)," tambah Markus.

13.30 WIT

Halaman
1234


Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer