Tercatat ada 3,436,826 titik deforestasi selama 4 minggu terakhir di Indonesia.
Jumlah tersebut memengaruhi sekitar 264 kilo hektar lahan yang sebagian besar terkonsentrasi di wilayah Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan.
Kendati terdapat tiga juta titik deforestasi, namun angka jumlah kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia sejak awal tahun dilaporkan justru menurun.
Global Forest Watch, sebuah inisiatif daring berbasis satelit menyatakan terdapat sekitar 7200 kebakaran hutan di Indonesia dari bulan Januari lalu.
Jumlah ini dilaporkan menurun drastis bila dibandingkan 19.600 kebakaran di tahun 2015 dalam periode yang sama.
Presiden Indonesia Joko Widodo kembali menekankan pentingnya langkah pencegahan.
Hal itu disampaikannya dalam kunjungannya ke lokasi kebakaran hutan dan lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Riau (17/9/2019),
Jokowi menyadari penanganan terhadap titik api yang terlanjur meluas, mengakibatkan usaha meminimalisir kabut asap parah seperti sekarang ini tak mudah dilakukan.
"Pencegahan itu lebih efektif. Pencegahan itu tidak membutuhkan biaya banyak. Lebih efektif."
"Tapi kalau sudah kejadian seperti yang kita lihat sekarang ini, sudah kerja yang luar biasa (sulitnya)," kata Presiden.
Pemerintah Indonesia juga mengklaim telah melakukan berbagai upaya pemadaman.
Dilaporkan sebanyak 52 pesawat pemadam dan 5600 petugas tambahan sudah dikerahkan, namun api juga belum padam sepenuhnya.
"Apalagi di daerah gambut seperti sekarang ini. Lebih sulit lagi. Kelihatan sudah padam, tapi api di bawahnya masih menganga," sebut Jokowi.
Kasus pembakaran hutan dan lahan (karhutla) pemicu kabut asap, Polda Sumatera Selatan tetapkan 23 tersangka, Jokowi sebut lakukan segala upaya hingga salat minta hujan.
Polda Sumatera Selatan telah menetapkan 23 orang tersangka kasus pembakaran hutan dan lahan yang menyebabkan kabut asap.
Satu di antara 23 orang tersebut diketahui sebagai pelaksana lapangan yang bekerja di perusahaan PT BHL di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Sementara, 22 tersangka lainnya berasal dari Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin, dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).