Karhutla Riau, Polisi Tetapkan 23 Tersangka Termasuk Satu Korporasi, Pemerintah Gelar Salat Hujan

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kabut asap makin pekat di Pekanbaru, Riau, dengan jarang pandang sekitar 300 meter, Jumat (13/9/2019)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kasus pembakaran hutan dan lahan (karhutla) pemicu kabut asap, Polda Sumatera Selatan tetapkan 23 tersangka, Jokowi sebut lakukan segala upaya hingga salat minta hujan.

Polda Sumatera Selatan telah menetapkan 23 orang tersangka kasus pembakaran hutan dan lahan yang menyebabkan kabut asap.

Satu di antara 23 orang tersebut diketahui sebagai pelaksana lapangan yang bekerja di perusahaan PT BHL di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Sementara, 22 tersangka lainnya berasal dari Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin, dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Selatan Kombes Supriadi mengatakan, berkas penyidikan 17 tersangka akan segera dilimpahkan ke Kejaksaan.

Kemudian berkas yang ada bakal dibawa ke pengadilan.

"Yang dari PT BHL adalah pelaksana lapangan.

Untuk 22 yang lain adalah masyarakat biasa," kata Supriadi, Selasa (17/9/2019), dikutip dari Kompas.com.

Petugas Manggala Agni Daops Pekanbaru berusaha memadamkan kebakaran lahan seluas dua hektare di Jalan Siak 2 Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru, Senin (2/9/2019). Kebakaran lahan dikawasan itu telah terjadi sejak hari Kamis (29/8/2019) lalu. Berdasarkan pantauan satelit yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Stasiun Pekanbaru, terpantau 150 hotspot yang tersebar di beberapa Kabupaten dan Kota di Riau. Terbanyak terpantau di Kabupaten Rokan Hilir 49 titik, Pelalawan 30 titik, Bengkalis 25 titik, Meranti 16 titik, Indragiri Hulu 13 titik, Indragiri Hulu 13 titik, Kampar 2 titik, Kuansing dan Siak masing-masing 1 titik. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY (TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY)

Supriadi mengatakan, dalam proses pemeriksaan tersangka pembakaran lahan, penyidik sempat mengalami kesulitan.

Sebab, para pelaku beraksi ketika melihat kondisi sepi, sehingga jumlah saksi yang melihat aksi pembakaran sangat sedikit.

"Mereka setelah membakar lalu kabur, sehingga kita kesulitan untuk mencari pelakunya.

Yang ditetapkan tersangka rata-rata tertangkap tangan waktu sedang membakar,"ujar Supriadi.

Dari hasil pemeriksaan, para tersangka membakar lahan karena ingin memperluas lahan perkebunan mereka yang hampir rata-rata memiliki luas sekitar 2 hektare per orang.

Namun, upaya dengan cara membakar tetap salah, karena berdampak kepada perusakan lingkungan.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan kota Palembang meliburkan sekolah dari tingkatan pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menangah pertama (SMP), akibat terpapar kabut asap.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Ahmad Zulinto mengatakan, untuk sementara waktu sekolah yang diperbolehkan meliburkan anak didiknya yakni yang berdekatan dengan kabupaten terdekat lokasi kebakaran.

Kawasan yang dekat dengan titik api seperti Alang-alang Lebar dan Kertapati.

"Untuk yang tidak terkena dampak masih tetap belajar di sekolah seperti biasa.

Hanya saja, kalau sekolah yang terkena kabut asap diizinkan untuk meliburkan," kata Zulinto, Selasa.

Dampak kabut asap diduga menyebabkan seorang bayi berusia empat bulan bernama Elsa Pitaloka meninggal dunia akibat mengalami infeksi paru-paru.

Halaman
123


Penulis: Putradi Pamungkas

Berita Populer