AR lalu mengiming-imingi sesuatu kepada bocah tersebut.
“Jadi anak-anak sering main di TKP. Posisi kontrakan pelaku ini dekat situ. Ketika main suka didekati," katanya dikutip dari Tribun Jakarta.
Pada bulan Agustus saat AR berusaha mengulangi pebuatannya, FS lalu mengadu kepada orang tuanya.
Setelah mendesak pelaku dan akhirnya mengaku, keluarga langsung membuat laporan polisi.
Sukin menjelaskan bahwa AR merupakan warga baru di lingkungannya.
"Belum ada setahun tinggal di sini, dia ngontrak di deket TKP (tempat kejadian perkara), asal Makassar kalau enggak salah," katanya, dikutip dari Tribun Jakarta.
AR tinggal di kontrakan bersama istrinya yang juga sudah lanjut usia.
Kakek 61 tahun itu juga jarang membaur dengan warga sekitar, dan kerap berada di kontrakan bersama sang isteri.
Sementara itu, Sukin juga tak mengetaui soal anak-anak pelaku, serta pekerjaannya.
Orang tua FS, FW mengatakan jika anaknya mengalami trauma mendalam atas kejadian tersebut.
FS bahkan juka dikabarkan takut untuk keluar rumah.
Anak gadis 12 tahun itu hanya beranu keluar rumah untuk bersekolah.
Namun saat ini, ternyata teman-teman FS sudah mendengar hal yang menimpanya hingga membuat FS minder.
"Di sekolah ya kaya gitu, suka ngedrop karena temen-temennya banyak yang tahu juga," katanya, Senin (16/9/2019) dikutip dari Tribun Jakarta.
Sejak dua minggu setelah kejadian, FW langsung membawa anaknya ke psikiater.
"Waktu kejadian itu selama dua minggu udah ke psikiater, tadi juga dia minta lagi sudah kontak sama orang KPAD,"
Sebelum pelaku ditangkap pada Kamis (12/9/2019), warga sekitar yang kerap ramai-ramai mendatangi kontrakan pelaku.
Warga yang terpancing emosi hampir menghakimi terduka pelaku pencabulan tersebut.
Sementara itu, Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Eka Mulyana juga membenarkan informasi tersebut.
"Pelaku sudah kita amankan, tapi detailnya saya tunggu laporan lagi nanti rencana kita akan ekspose," katanya, Senin (16/9/2019).