Semua, semua saya punya, punya ayam, saya jualan telur ayam, tapi rugi terus, enggak pernah untung, enggak tahu kenapa,"
"Itulah belajar. Saya banyak bergaul dengan petani. Saya ke Bukit Menoreh. Kalau orang ingat (buku seri) Api di Bukit Menoreh, saya sudah sampai di ujungnya, di Puncak Suryoloyo itu. Waktu malam 1 Suro, mereka semua (warga) ke puncak gunung. Dan, saya sudah di sana, saya sudah ke mana-mana," ungkap Amelia
Setelah 20 tahun berlalu atau tahun 2019, Amelia dan anaknya kemudian pindah kembali ke Jakarta.
"Dan setelah tinggal di desa 20 tahun lebih sedikit, anak saya manggil.
Katanya, enggak cocok di situ.
Jadi, saya meninggalkan dusun, balik lagi ke kota, Jakarta," kata Amelia
Amelia juga mengaku pernah ikut serta dalam kontestasi politik di daerah Purworejo, Jawa Tengah.
Namun demikian, ia gagal dan kembali pada aktivitas menulisnya.
"Di situ mulai satu jalan yang lain lagi.
Partai politik (parpol), semua mulai masuk.
Mau jadi bupati (Purworejo, Jawa Tengah), ndak berhasil. Sudah menang, tapi dikalahkan dengan drastis,"
"Uang habis. Pokoknya, mengalami semuanya, yang membuat saya menjadi matang, mungkin.
Lalu, menulis lagi, menulis lagi,"
"Ketika saya sendirian, saya menulis lagi, saya menulis lagi."
Dilansir dari wikipedia, Amelia Yani lahir di Magelang, Jawa Tengah, 22 Desember 1949.
Ia adalah pegawai negeri sipil dan politisi berkebangsaan Indonesia.
Dia saat ini menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Bosnia–Herzegovina.
Ia adalah puteri pahlawan revolusi Jenderal Jenderal Achmad Yani.
Dia pernah memimpin (Ketua Umum) DPP Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) sejak November 2007.