Dari adegan pembukaan, ketika orang tua Dani yang akan segera mati pertama kali dilirik di cermin kamar tidur mereka.
Lalu ketika percakapan penting antara Dani dan Christian yang terakhir dibingkai dalam cermin di dinding Dani di sebelah pintu.
Kemudian saat ke tabel reflektif selama pesta setelah Dani dinobatkan menjadi Ratu Mei.
Intinya, Midsommar penuh dengan refleksi.
Namun banyaknya cermin dalam Midsommar bukan satu-satunya sumber simbolisme refleksi.
Ada banyak adegan di mana unsur-unsur tertentu, seperti ketika seluruh gambar terbalik ketika karakter bergerak menuju desa.
Lalu ketika rune dan mesin terbang simetris yang tak terhitung jumlahnya di sekitar desa, serta cara ritual dan pesta desa diatur.
Midsommar memanfaatkan suara diegetik dengan sangat baik.
Suara diegetik adalah teknik film yang melibatkan musik dan atau suara yang berasal dari sumber yang ada di dalam film itu sendiri.
Misalnya seperti trek suara atau skor yang diputar di atas film tetapi tidak ada di dalamnya.
Tehnik ini sangat terasa terutama selama ritual penduduk desa, ketika intensitas musik mencerminkan pengalaman karakter.
Baca: Film Midsommar Akhirnya Bakal Tayang di Indonesia dengan Durasi 138 Menit
Baca: FeatPictures Ingatkan Penonton, Film Midsommar Hanya untuk Usia di Atas 21 Tahun!
"Midsommar" nantinya dapat disaksikan di jaringan bioskop CGV Cinemas dan Cinemaxx.
Sayangnya, tidak semua orang bisa menyaksikan film tersebut.
Feat Pictures juga menyampaikan bahwa klasifikasi umur penonton film ‘Midsommar’ adalan 21 tahun ke atas.
"Sneak preview di beberapa lokasi mulai Sabtu 7 September. Satu lagi: film ini hanya untuk penonton 21 tahun ke atas saja," tulis @FeatPictures.
Penayangan film yang dibintangi oleh artis muda Florence Pugh dan Jack Reynor ini tak hanya terhambat di Indonesia saja, melainkan juga negara asalnya, Amerika Seerikat.
‘Midsommar’ sempat mendapatkan kendala mengenai rating.