Gempa swarm juga terjadi di sebelah barat daya Kaki Gunung Salak pada 10-28 Agustus 2019.
Selama 18 hari itu terjadi gempa lebih dari 84 kali yang membuat masyarakat resah dan mengungsi ke perkebunan teh.
"Patut disyukuri, aktivitas Swarm saat ini sudah mereda," tulis akun @infoBMKG.
Baca: Gempa Bumi
Masih dari akun BMKG, pada beberapa kasus, gempa swarm terjadi di zona gunung api.
Gempa swarm dapat terjadi di kawasan yang mengalami medan tegangan berkaitan dengan desakan aktivitas magmatik.
Selain berkaitan dengan kawasan gunung api, beberapa laporan menunjukkan bahwa aktivitas swarm juga dapat terjadi di kawasan non volkanik.
Swarm memang dapat terjadi di kawasan dengan karakteristik batuan yang rapuh sehingga mudah terjadi retakan (fractures).
Terjadinya gempa swarm, setidaknya menjadi pembelajaran untuk masyarakat, karena fenomena ini jarang terjadi.
“Terjadinya fenomena gempa swarm ini setidaknya menjadikan pembelajaran tersendiri untuk masyarakat, karena memang jarang terjadi," tulis BMKG.
Berikut yang harus dilakukan sebelum terjadi gempa bumi yang dikutip dari bmkg.go.id:
Mengenali apa yang disebut gempa bumi.
Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa bumi (longsor, liquefaction dll).
Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.
Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempa bumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung.
Belajar melakukan P3K.
Belajar menggunakan alat pemadam kebakaran.
Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.