"Di laptopnya ada tulisan 'sorry everyone. I just can't take it anymore'," kata Auliya.
Selain catatan tersebut, Auliya mengatakan bahwa saat kejadian gantung diri itu, korban memutar sebuah lagu.
Lagu yang tengah diputar saat kejadian tersebut diketahui sebagai original soundtrack game Bioshock Infinite yang berjudul Will The Circle Be Unbroken.
Lagu tersebut diketahui bernada melankolis serta memiliki lirik bertemakan kesedihan atau patah hati.
"Terlihat di laptopnya, korban sedang mendengarkan lagu Ost sebuah game dari YouTube," ucapnya menambahkan.
Selain pesan terakhir tersebut, Auliya mengatakan bahwa menemukan bukti baru berupa obat-obatan dari kamar kos yang ditinggali oleh Muhtar.
Obat-obatan yang didapat dari Rumah Sakit Melinda itu, kata Auliya diperuntukkan pasien penderita depresi.
"Ada bukti baru, ada obat (untuk) depresi satu saset. Obatnya didapat sekitar sebulan ke belakang," ujar dia.
4. Pernah tulis kisah pribadi dan konsultasi psikologi
Diketahui Muhtar Amin sempat menuliskan berapa cerita mengenai kehidupan pribadi dirinya.
Ia banyak menuliskan mengenai kesepian yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana dituliskan TribunBogor, Muhtar Amin sempat mendatangkan psikolog untuk konsultasi mengenai masalah depresi yang dialaminya.
"Depresi. Aku pernah merasakan depresi. April 2018 lalu aku ke psikolog mengikuti konseling karena depresi. Aku merasakan depresi dan terus berpikir untuk bunuh diri," tulisnya.
Namun setelah konsultasi ke psikolog, Muhtar Amin merasa tak sedepresi dulu.
Namun ia mengaku tidak tahu jika suatu saat nanti ia malah nekat bunuh diri dengan cara melompat dari gedung, gantung diri, atau mengiris urat nadi di tangannya.
"Aku sudah tidak merasa sesedih April 2018 lalu. Namun bagaimana aku bisa tahu? Bagaimana aku tahu kalau nanti malam, atau besok, atau lusa aku tidak akan melompat dari gedung atau menggantung diri atau memutus nadi. Bagaimana aku bisa tahu? Aku tidak tahu," tulis Muhtar Amin.
5. Merupakan sosok yang berprestasi
Selama ini, Muhtar Amin dikenal sosok yang pandai, hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi ITB, Miming Raharja seperti diberitakan Tribun Jabar.
Miming mengungkapkan bahwa indeks prestasi kumulatif (IPK) pada studi di S2-nya, Muhtar Amin hampir selalu mendapat nilai yang sempurna.
"IPK S2 (Pascasarjana) almarhum juga mencapai 3.88 skala 4.0, anaknya pandai dan sangat rajin ya. Luar biasa itu IPK-nya, A semua hampir 4.0," ucap Miming.