Presiden Jokowi Yakin Tahun 2023 Ibu Kota Indonesia Sudah Pindah ke Kalimantan Timur

Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peta lokasi Kalimantan Timur ada Kabupaten Kutai Kartenegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Presiden Joko Widodo menyatakan lokasi ibu kota baru Republik Indonesia ada di Kalimantan Timur. Presiden meyakini bahwa pemindahan ibu kota pada tahun 2023.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur kini sudah masuk dalam tahap pematangan.

Sebelumnya pada akhir bulan lalu Presiden Jokowi telah mengumumkan lokasi calon ibu kota baru Indonesia, yakni di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utama dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi saat konferensi pers terkait pemindahan ibu kota Indonesia yang baru, Senin (26/8/2019).

"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," kata Presiden Jokowi.

Baca: Presiden Jokowi Mulai Tawarkan Tanah di Ibu Kota Baru: Berikut adalah Harga dan Syaratnya

Baca: Cari Nama Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur, Pemerintah Akan Gelar Sayembara

Penentuan lokasi tersebut didasarkan pada kajian komprehensif yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) selama sekitar tiga tahun terakhir.

Presiden kemudian mengirimkan surat rencana pemindahan ibu kota tersebut ke DPR RI.

Surat itu juga telah dibacakan dalam rapat paripurna yang digelar, Selasa (27/8/2019).

Selanjutnya, DPR RI akan membentuk Panitia Khusus (Pansus) yang akan membahas segala sesuatu tentang rencana pemerintah itu, salah satunya, yakni merancang payung hukum.

Dilansir oleh TribunKaltim.com pada Rabu (4/9/2019), pemindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur ini bisa disebut mengikuti negara lain.

Misalnya, seperti pemindahan ibu kota Malaysia ke Putra Jaya yang pihak pembangun ibu kota barunya adalah BUMN, kemudian pengelolaannya diserahkan kepada swasta.

Atau pemindahan ibu kota Myanmar dari Yangon ke Naypyidaw, yang menggunakan anggaran pembangunan ibu kota sepenuhnya dari dana pihak Tiongkok.

Namun Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa pemindahan ibu kota ini memiliki skema pendanaan yang berbeda dengan pemindahan ibu kota negara lain.

"Kita tidak mau seperti mereka. Pemindahan ibu kota akan didanai rakyat," ungkap Presiden Jokowi, dikutip TribunnewsWiki dari TribunKaltim.com (4/9/2019).

Selain skema menjual tanah, Presiden juga mengungkap skema alternatif, misalnya, pembangunan ibu kota melibatkan swasta, lalu menyewakan kepada pemerintah atau BUMN untuk masa waktu jangka panjang, 50 tahun.

Presiden sangat yakin, pembangunan ibu kota tidak akan menuai masalah, karena pemerintah memiliki niat tulus.

"Kalau semua berjalan dengan baik, pasti akan mudah. Tetapi kalau ada yang bermain, katakan Bappenas bermain, maka akan jadi masalah. Jadi pemerintah, niatnya baik, dan tidak main- main," imbuh Presiden Jokowi.

Sebelum memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur, kata Jokowi, dirinya telah bertanya kepada sejumlah kepala negara lain, misalnya, Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Muhammad.

Proses pemindahan ibu kota negeri jiran ini memakan waktu tiga tahun, sejak proses rekonstruksi.

Berkaca pada pemindahan ibu kota negara Malaysia ke Putra Jaya, Jokowi yakin ia akan berkantor di Kaltim sebelum lengser pada 2024.

"Saya bertanya kepada pak Mahatir Muhammad, katanya dalam waktu 3 tahun pembangunan ibu kota. Maka, saya yakin, kita pun tiga tahun bisa, jadi tahun 2023 ibu kota sudah bisa pindah ke Kaltim," ujar Jokowi.

Baca: Lokasi Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur Dikelilingi 2 Bandara Internasional Terbaik Asia Pasifik

Baca: Menhub Persilakan Tiongkok Investasi Bangun Transportasi di Ibu Kota Baru Guna Kurangi APBN

Halaman
12


Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Ekarista Rahmawati Putri

Berita Populer