Tidak sampai di situ, Widya merasa perjalanan mereka menuju desa terasa sangatlah lama.
Merasa ada yang tidak beres, enam mahasiswa KKN itu mengalami kejadian horror.
Mulai dari diikuti mahluk tak kasat mata hingga bertemu manusia jadi-jadian.
Sedangkan Versi Nur tidak jauh berbeda dari Widya.
Selama ini, Nur yang melihat kebenaran mengenai desa KKN itu karena dia adalah orang religius dan mampu merasakan kehadiran makhluk halus.
Baca: Warner Bros Rilis Trailer Film Joker yang Melihat Dirinya sebagai Korban
Baca: Lirik Lagu Teeth 5 Seconds of Summer OST 13 Reasons Why Season 3, Lengkap dengan Video Klip!
Banyak fakta menyangkut cerita Horor di Desa Penari ini.
Thread ini mulai ditulis pada 24 Juni 2019 dan selesai pada 5 Juli 2019.
Cerita dibuat thread di Twitter selama 11 hari.
Belum diketahui pasti dimana lokasi sebenarnya Desa Penari ini.
Sang penulis tidak mau menyebutkan secara gambling karena tidak diizinkan oleh yang memiliki cerita.
Disisi lain juga menyangkut nama baik kampus dan desa tempat KKN tersebut dilaksanakan.
Namun sang penulis menyelipkan inisial-inisial lokasi KKN yakni disebuah Kabupaten B, alas atau hutan berinisial D ada juga inisial di desa W.
Netizen juga berdebat dimana lokasi KKN tersebut, ada yang menyebutkan Banyuwangi ada juga yang menyebutkan di Kabupaten Bondowoso.
Spekulasi dimana lokasi kejadian KKN tersebut juga dibahas oleh Akun Facebook Bambang Eko Visianto.
Mulai dari kemungkinan lokasi di Banyuwangi maupun Bondowoso.
Baca: 8 Cara Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga, dari Sauna hingga Rutin Sarapan
Baca: Comeback di Drama Horor Thriller, Lee Dong Wook Ungkap Alasan Ambil Peran di Strangers From Hell
Pada cerita horror KKN di Desa Penari awalnya penulis menceritakan enam orang mahasiswa yang terlibat di dalamnya.
Namun di akhir cerita ia mengungkapkan tidak hanya enam, namun 14 mahasiswa.
"untuk peserta KKN nya pun sebenarnya bukan 6 orang, tapi 14 orang, gw perpendek untuk mempersingkat cerita beliau yang saling berkaitan satu sama lain untuk kesalahan, pengetikan, dan bikin kentangnya, gw mohon maaf sebesar-besarnya," tulisnya.
Penulis juga menjelaskan alasannya hanya menuliskan 6 mahasiswa dan bukannya 14 mahasiswa.