Anggota TNI Gugur di Papua, Moeldoko Sebut Ada Pihak Coba Provokasi Aparat, 10 Pucuk Senjata Disita

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, memberi sambutan saat menghadiri HUT Perum PPD ke-65, Senin (22/7/2019) yang berlangsung di Kantor Perum PPD, Ciputat. Dalam sambutannya dihadapan ratusan karyawan yang hadir Moeldoko memberi ucapan selamat kepada Perum PPD ke-65.

Kerusuhan terjadi di sela aksi unjuk rasa massa di Wagethe, Ibu kota Deiyai, tepatnya di halaman Kantor Bupati setempat, Rabu (28/8/2019).

Kapendam XVII/Cendrawasih, Letkol Eko Daryanto mengatakan, kerusuhan itu menewaskan seorang anggota TNI akibat tertancap panah.

Bahkan, lanjut Letkol Eko Daryanto, 10 pucuk senjata api laras panjang jenis SS1 V2 lenyap dirampas massa.

“Ada yang rampas senjata api milik anggota di lapangan, 10 pucuk hilang,” ujar Kapendam dalam keterangan pers yang diterima, Rabu (28/8/2019).

Letkol Eko Daryanto mengatakan, perampasan senjata terjadi saat massa menyerang aparat keamanan.

“Aparat terdesak dan massa merampas senjatanya,” kata Kapendam.

Sementara, aparat yang tewas dan terluka serta demonstran yang terluka sudah dievakuasi dari lokasi kejadian menuju Paniai.

“Telah tiba di RSUD Paniai, korban dari demonstrasi bertema rasisme di wilayah Distrik Waghete Kab. Deiyai,” ujarnya.

Mahasiswa Papua tari Wasisi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2019). (KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA)

Adapun identitas korban berasal dari 2 institusi yaitu dari TNI dan Polri sebagai berikut:

TNI Serda Ricson (meninggal dunia dengan luka bagian kepala terkena senjata tajam/sejenis parang dan luka panah pada bagian kepala), Sertu Sunendra (terkena panah pada bagian belakang dan punggung sebelah kanan, Serka Arif Y (terkena luka senjata tajam/sejenis parang di bagian kepala dan pelipis).

Anggota POLRI yang terluka, Bripda Dedi (terkena panah pada bagian leher), Bripka Rifki (terkena panah pada bagian tangan kiri), Barada Akmal (terkena panah di bagian punggung belakang).

“Direncanakan besok akan di evakuasi ke Nabire atau Timika menggunakan Pesawat terbang atau pun Helikopter,” kata Eko Daryanto.

Kronologi kejadian

Dilansir Tribun Timur, satu anggota TNI dikabarkan tewas terkena panah dan sabetan parang.

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Mabes Polri mengonfirmasi tewasnya seorang personel TNI Angkatan Darat dalam baku tembak dengan kelompok kriminal bersenjata di wilayah Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).

Selain itu, lima personel Polri juga dilaporkan terluka.

"Satu anggota TNI AD gugur dan ada tambahan lima anggota Polri terluka (akibat) panah," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo ketika ditemui di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Rabu (28/8/2019).

Berikut Kronologi lengkap, yang Tribunnews rangkum dari Kompas.com:

Awalnya, ada 500 orang yang tengah melakukan unjuk rasa di depan kantor Bupati pada Rabu (28/8/2019) pagi, tepatnya pada pukul 09.00 WIB.

Saat dihubungi Kompas.com, Koordinator aksi, Yul Toa Motte menyebut jika aksi ini masih terkait tindakan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Halaman
123


Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer