VIRAL Gojek Hanya untuk Negara Miskin seperti Indonesia, Kata Politisi Malaysia

Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Datuk Shamsubahrin Ismail, pendiri dan pemilik layanan taksi Big Blue di Malaysia. Dia meminta maaf setelah ucapannya yang menyebut Indonesia negara miskin sebagai bagian dari kampanye penolakan atas Gojek menjadi viral.(MALAY MAIL/Miera Zulyana)

Bukan hanya kalangan politisi, pengusaha ojek online lokal Malaysia Dego Ride juga menolak kedatangan Gojek ke negaranya.

CEO Dego Ride, Nabil Feisal Bhamadhaj menyebut kedatangan Gojek akan menjadi saingan tersendiri bagi usaha ojek online lokal yang sudah ada, meskipun memiliki perbedaan mendasar dalam pelayanannya.

“Potensi kompetisi dari Grab dan Gojek itu nyata. Namun, kami memiliki kompetensi inti yang berbeda dari apa yang ditawarkan Gojek dan Grab dan kami berharap bahwa kompetensi inti kami dapat saling melengkapi untuk keduanya,” kata dia.

“Saya tidak percaya pada kompetisi di mana kita semua bertarung satu sama lain hingga akhirnya yang terakhir mati,” lanjutnya.

Karena hal itu, pihak Dego Ride harus menyusun strategi bisnis baru agar tetap bertahan menghadapi persaingan yang semakin kompleks.

Tak hanya pengusaha ojek online lokal, pemilik perusahaan Big Blue Taxi Shamsubahrin Ismail juga tidak setuju dengan rencana ini.

Dikutip dari Nikkei Asian Review, Shamsubahrin menilai jenjang karier di Gojek tidak menjanjikan apapun untuk generasi muda yang nantinya bergabung di dalamnya.

“Gojek sebagai karier tidak akan menjamin masa depan yang menjanjikan, kaum muda kita layak lebih baik dari itu,” ujar dia.

3. Sambutan baik Pemerintah Malaysia

Meski sejumlah pihak menentang invansi startup yang dipimpin Nadiem Makarim itu, Pemerintah Malaysia justru memberikan lampu hijau bagi Gojek untuk masuk ke negaranya.

Salah satunya adalah Menteri Pemuda dan Olahraga Syed Saddiq Syed Abdul Rahman yang menyebut adanya Gojek dapat menciptakan banyak peluang kerja bagi masyarakat Malaysia yang memiliki moda transportasi sepeda motor.

Lebih jauh, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad juga menyebut mendukung datangnya Gojek ke negaranya, karena dinilai dapat membantu usaha mikro milik masyarakat.

Kedatangan Gojek ke Malaysia ini sudah disetujui sejak Rabu (21/8/2019) pekan lalu.

Sementara menanggapi pendapat pihak yang menganggap Gojek dapat meningkatkan potensi pelecehan seksual generasi muda, Mahathir mengembalikan lagi pada masyarakat untuk bebas memilih.

Apakah ingin menggunakan layanan jasa transportasi yang mengandalkan kemajuan teknologi tersebut, atau tidak.

“Jika Anda tidak merasa aman, jangan gunakan itu. Kamu punya pilihan. Kami tidak memaksa siapapun untuk menggunakan layanan transportasi sepeda motor,” kata Mahatir dikutip dari New Strait Times.

Ia telah mengakomodir tawaran yang datang dari perusahaan lokal, akan tetapi perusahaan tersebut dinilai kurang terorganisir sehingga Pemerintah mempersilakan Gojek masuk.

4. Tanggapan Gojek

Mendapatkan penolakan dan penerimaan di sisi lain, Gojek memberikan apresiasi terhadap Pemerintah Malaysia yang dinilai memiliki keterbukaan tinggi hingga menerima meraka hadir negaranya.

“Kami sangat mengapresiasi keterbukaan pemerintah Malaysia atas peluang yang diberikan bagi Gojek untuk dapat beroperasi di Malaysia, membawa pilihan bagi pelanggan, membuka kesempatan kerja baru bagi para pelaku ekonomi mandiri dan membantu UKM Malaysia untuk berkembang,” kata salah satu juru bicara Gojek saat dihubungi Senin (26/8/2019).

Sementara itu, untuk penolakan yang sempat dikemukakan oleh beberapa pihak dengan sejumlah alasan, Head of Regional Government Relations Gojek Muhammad Chairil menanggapinya dengan santai.

Ia berkeyakinan, Gojek akan memberikan dampak positif bagi kemudahan hidup masyarakat di mana pun ia dioperasikan.

Halaman
123


Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer