Aksi Pembakaran di Fakfak: Tanggapan Polri hingga Kemenkominfo Batasi Akses Internet

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terjadi kerusuhan di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Rabu (21/8/2019), pasar dibakar.

Tak hanya itu, Gedung DPRD juga dibakar oleh para demonstran.

Baca: UPDATE Rusuh Papua - Manokwari Masih Sepi, Toko Tutup dan Sekolah Libur: Papua Berangsur Kondusif

Bahkan, sejumlah toko-toko dan bank pemerintahan terpaksa tutup.

Peristiwa tersebut berawal dari aksi protes warga atas dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah di Jawa Timur.

Massa menyampaikan protes dengan menyebar ke sejumlah jalan dan membawa senjata tajam dan spanduk untuk protes.

Dikutip dari Tribunnews.com, berikut fakta kerusuhan di Manokwari.

1. Tiga Mobil dan Dua Motor Hangus Dibakar

Akibat kerusuhan di Manokwari, sebanyak 3 unit mobil dan 2 unit sepeda motor hangus dibakar massa.

Kapolda dan pangdam Papua telah dievakuasi ke dalam mobil untuk dibawa ke luar area.

2. Tanggapan Gubernur Papua

Gubernur Papua, Lukas Enembe mengatakan Pemprov Papua menghargai upaya hukum yang dilakukan oleh aparat keamanan, sepanjang dilakukan secara proposional dan profesional, serta keadilan.

Lukas Enembe juga meminta aparat untuk tidak melakukan pembiaran terhadap tindakan persekusi dan main hakim sendiri oleh kelompok atau individu yang dapat melukai hati masyarakat Papua.

Baca: BREAKING NEWS: Pasar di Fakfak Dibakar Massa, Kerusuhan di Papua Barat Berlanjut

3. Presiden Joko Widodo Meminta Maaf

Dari kejadian tersebut, Presiden Joko Widodo meminta maaf kepada masyarakat Papua.

Jokowi juga meminta masyarakat Papua untuk memaafkan pihak-pihak yang membuat warga Papua terluka hatinya.

Selain itu Presiden Jokowi memberikan pernyataan relatif singkat dalam waktu sekitar satu menit.

"Jadi, saudara-saudaraku. Pace, mace, mama-mama di Papua, di Papua Barat, saya tahu ada ketersinggungan. Oleh sebab itu, sebagai saudara sebangsa dan setanah air, yang paling baik adalah saling memaafkan," kata Jokowi, dikutip dari Kompas.com.

"Emosi itu boleh, tetapi memaafkan itu lebih baik. Sabar itu juga lebih baik," tambahnya.

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria Cika)

Jangan lupa subscribe official Youtube channel TribunnewsWiki di TribunnewsWiki Official



Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer