Beda dari Kedai Kopi Lain, Hippusuta Usung Konsep Ala Coffee Shop Jepang dan Utamakan Take Away

Penulis: Adya Rosyada Yonas
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kedai kopi Hippusuta mengusung konsep ala coffee shop Jepang yang utamakan layanan bawa pulang.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Belakangan ini, minuman olahan kopi semakin digandrungi oleh masyarakat.

Hal ini membuat menjamurnya kedai-kedai kopi baru dengan sajian serupa.

Berbeda dengan kedai kopi pada umumnya, Hippusuta mengusung tema kedai kopi bergaya Jepang.

Di Jepang, kebanyakan kedai kopi terletak di gang-gang sempit dan berukuran kecil.

Konsep seperti itulah yang akhirnya diusung oleh kedai kopi yang sebelumnya bernama Hipster ini.

"Di Jepang kan mereka utamanya take away, jadi tempatnya kecil-kecil," jelas Wahyu Prasetyo, pemilik Hippusuta, saat diwawancarai pada Minggu (28/7/2019).

Wahyu pun menerapkan take away, atau layanan bawa pulang, sebagai layanan utama di kedai yang baru berdiri pada Februari 2019 ini.

Baca: Nama Menu Unik Sadari Kopi, Solo Banget!

Baca: Sajikan Menu Terjangkau dan Universal, Sadari Kopi Digandrungi Mahasiswa

 

Sebelumnya, istri Wahyu, Annisa Fitra Yuris-lah yang terinspirasi untuk menerapkan konsep serupa saat berkunjung ke negeri sakura.

Menurut Annisa di kota Solo belum ada kedai kopi dengan konsep serupa.

Kebanyakan kedai kopi di Solo terletak di keramaian dan menjadi tempat nongkrong.

Hippusuta hadir melawan arus pasar kedai kopi yang biasa dikenal sebagai tempat nongkrong dan take away sebagai layanan tambahannya.

Hal ini senada dengan nama Hippusuta yang dalam bahasa Jepang berarti hipster atau sekelompok orang yang memiliki selera berbeda dengan tren yang sedang terjadi.

Baca: Kopi Si Budi

Baca: The French Press Kopi Warung

Selain itu, perbedaan lainnya dengan kedai kopi umumnya terdapat pada waktu operasionalnya.

Jika kedai-kedai kopi pada umumnya buka hingga larut malam, kedai yang terletak di Jalan Demak Bintoro Utama No.9, Banjarsari, Surakarta ini buka mulai pukul 12 siang dan sudah tutup pada 8 malam.

Seiring berjalannya waktu, banyak permintaan pengunjung yang ingin Hippusuta menyediakan tempat untuk mereka duduk sambil bersantai menikmati kopi.

Wahyu dan sang istri pun menambahkan beberapa kursi yang difungsikan bagi para pengunjung agar dapat menikmati kopi di tempat.

Walaupun sudah menyediakan tempat untuk nongkrong, layanan take away tetap menjadi layanan utama di Hippusuta.

Selain berfungsi sebagai kedai kopi, Hippusuta juga menjual hiasan rumah.

Berbagai hiasan rumah seperti makrame dan tamanan hias seperti kaktus bisa dibeli di Hippusuta.

"Kita belinya makrame ini di Bali. Dari Pasar Ubud," jelas Wahyu.

Halaman
12


Penulis: Adya Rosyada Yonas
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer