Dikatakan Atik, anak bungsunya itu memiliki tinggi badan 170 cm, yang bercita-cita ingin menjadi polisi.
Asraf memiliki sosok yang pendiam, dan hobi mencari ikan di sungai dan berolahraga main bola voli.
Bahkan, Atik tak menyangka Asraf menekuni Paskibraka.
"Karena dia sering melihat upacara bendera 17-an di televisi, Asraf tertarik menjadi salah satu pasukan Paskibraka. Ternyata ia tekuni," ujar Atik.
Sejak itu, Asraf sering mengikuti kegiatan Paskibraka di sekolah, hingga akhirnya menjadi Paskibraka nasional.
"Kami sangat bersyukur dan tim seleksi profesional. Kali ini mungkin baru anak jelata bisa masuk (Paskibraka) tingkat nasional," ujar Atik.
Tidak punya biaya Atik mengaku tidak ada biaya untuk anaknya yang mengikuti seleksi Paskibraka.
Saat seleksi, Asraf sering tidak dibekali dengan uang.
"Saya tidak punya uang. Saya hanya kerja serabutan di kebun sawit dan karet orang lain. Kadang satu hari dapat gaji Rp 5 ribu. Itu pun enggak tiap hari," aku Atik.
Atik dan anak-anaknya tinggal di sebuah rumah bantuan Pemerintah Kabupaten Kampar.
Rumah itu dibangun di atas tanah milik saudaranya.
Sebelumnya, dia tinggal di sebuah rumah terbuat dari kayu, yang dipinjamkan oleh kakak ibunya.
"Dulu kami tinggal di rumah kayu punya kakak ibu. Tapi sekarang alhamdulillah dapat bantuan bedah rumah dari pemerintah," kata Atik.
Baca: 17 AGUSTUS - Isi Pidato dan Naskah Proklamasi (B. Indonesia - Museum Perumusan Naskah Proklamasi )
Meski sudah tak punya suami, Atik mengaku tetap semangat menyekolahkan anaknya. Asraf salah satunya.
Perjuangan Atik menyekolahkan Asraf membuahkan hasil.
Apalagi, Asraf seorang anak yang rajin dan tekun belajar.
"Ashraf ini anak yatim dari lahir. Dia anak yang rajin dan tekun belajar. Saya selalu berdoa yang terbaik buat dia dan anak-anak saya yang lain," ucap Atik.
Pada saat mengikuti latihan maupun seleksi, aku dia, Asraf jarang sekali membawa uang.
Tapi, Atik selalu memberikan semangat dan motivasi.
Kini, anak kesayangannya itu sukses menjadi salah satu pasukan pengibar sang merah putih di Istana Negara.
"Saya sangat bangga sama Asraf," ungkapnya. Karena sudah jarang bertemu, Atik mengaku sangat rindu dengan Asraf.
"Saya kangen sekali sama dia. Dia gak pegang HP jadi enggak bisa dihubungi. Saya harap Asraf sukses pada saat pengibaran bendera nanti," tutup Atik.
Untuk diketahui, dua orang Paskibraka nasional perwakilan Riau, yakni Muhamat Asraf dan Tri Setya Negara Putri, siswi SMA 1 Rengat di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).(*)