Menolak Menikah di Bawah Umur, Amarech, Gadis Ethiopia Manfaatkan Lampu Tenaga Surya

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Angka pernikahan anak di Ethiopia mencapai 40 persen. Amarech adalah satu yang menolak.

TRIBUNNEWSWIKI.COM -  Dalam 10 tahun kedepan,  diperkirakan lebih dari 100 juta anak perempuan akan menikah di bawah umur.

Walaupun kebijakan pernikahan dini atau pernikahan anak adalah illegal, namun sekitar 40 persen anak perempuan di negara Ethiopia telah menikah sebelum umur 18 tahun.

Seorang anggota lembaga sosial setempat, Tigist Salomon, dalam wawancaranya dengan BBC, mengatakan bahwa di luar kota, di daerah-daerah desa, sering terjadi pernikahan anak di umur 13, 14 tahun.

"Mereka (anak-anak perempuan) menerima uang tunai dan hewan ternak dari keluarga suaminya" kata Tigist

Tigist adalah anggota dari Berhane Hewan, sebuah lembaga sosial yang fokus pada pengurangan pernikahan anak di Ethiopia.

"Jadi gadis-gadis ini adalah sumber pendapatan bagi orang tuanya" imbuh Tigist.

Anak-anak di Ethiopia. (bbc.com)

Program Lampu Lentera Tenaga Surya

Namun demikian, ada satu hal yang menarik di negara Ethiopia, saat pemanfaatan lampu dari tenaga surya digunakan sebagai sarana keluar dari ketergantungan ekonomi anak-anak perempuan sebelum mereka menikah.

Lampu berwujud lentera dari tenaga matahari ini dapat menolong ribuan anak perempuan di bawah umur di Ethiopia agar bisa sekolah lebih lama serta menolak ajakan menikah sampai mereka dewasa.

Inilah yang dilakukan oleh Amarech, seorang gadis Ethiopia berumur 17 tahun.

Dalam kesehariannya, Amarech menggunakan lentera tersebut untuk mendapatkan uang selain sebagai penerangan saat ia dan kakaknya belajar.

Di Ethiopia, lampu lentera bertenaga surya berharga 800 birr atau sekitar Rp. 386.000,-

"Aku memakai lampu panel surya buat belajar. Kakakku juga gunakan itu, kita memakainya untuk penerangan"

Lentera dari tenaga surya tersebut oleh Amarech dijadikan bisnis tambah daya di lingkungan sekitarnya.

"Aku juga memakainya buat charger dan itu berguna.

"Rata-rata aku mengecas ponsel orang 3 - 4 jam sehari, dapat 5 birr (mata uang Ethiopia) per ponsel, jadi aku dapat 20 birr per hari" (atau sekitar Rp. 9700,- per hari).

Momen Amarech saat belajar (bbc.com)

Dari penghasilan tersebut, Amarech mampu mengumpulkan uang untuk membantu keluarganya.

"Aku sudah dapat menabung"

"Aku dapat lampunya di bulan September"

"Di bulan Januari aku menghasilkan 1200 birr (Rp. 579.000,-) dan aku bisa membeli seekor kambing".

Halaman
12


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Melia Istighfaroh

Berita Populer