Dikutip dari Kompas.com, pada 11 April 2017 subuh, Novel tiba-tiba disiram air keras oleh dua pria yang mengendarai sepeda motor.
Saat itu Novel sedang berjalan menuju rumahnya setelah menjalankan shalat subuh di Masjid Jami Al Ihsan, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Cairan itu tepat mengenai wajah Novel.
Kejadian itu berlangsung begitu cepat sehingga Novel tak sempat mengelak.
Tak ada seorang pun yang berada di lokasi saat peristiwa penyiraman itu terjadi.
Novel juga tak bisa melihat jelas pelaku penyerangannya.
Sudah dua tahun berlalu, seperti apa perkembangan kasus tersebut?
Simak fakta-faktanya, dihimpun dari Kompas.com :
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengungkapkan, kondisi mata kirinya sudah lebih baik setelah menjalani operasi.
Seperti diketahui, mata kiri Novel mengalami luka parah akibat kasus penyiraman air keras yang menimpanya.
"Kalau perubahan ada, jadi mata kiri saya setelah selesai operasi jauh membaik, saya bisa membaca, melakukan aktivitas yang umum dengan mata kiri," ujar Novel dalam wawancara di program AIMAN, di KompasTV, pada Senin (15/7/2019) malam.
Menurutnya, perkembangan mata kirinya sejak kejadian dua tahun lalu terus membaik.
Meski demikian, mata kirinya itu sempat tak bisa melihat sama sekali pada 22 Juni 2019.
Ia pun memeriksakan kondisi tersebut kepada dokter di Jakarta dan Singapura.
Untungnya, hal itu ternyata bukan masalah serius dan dapat disembuhkan dengan obat.
Kini, Novel mengatakan bahwa kondisi matanya sudah membaik.
Novel Baswedan menegaskan bahwa ia akan mengungkapkan nama jenderal yang diduga terlibat dalam kasusnya jika tim gabungan pencari fakta ( TGPF) di bawah Presiden dibentuk.