Ternyata Begini Caranya Menyeduh Kopi yang Benar Agar Tidak Bikin Kembung

Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Proses pembuatan kopi yang dilakukan oleh barista saat melakukan Grand Opening Goesar Coffee di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, Rabu (2/8/2017). Goesar Coffee memiliki enam varian kopi spesial Indonesia. Yaitu Kopi Lintong, Kopi Mandheling, Kopi Gayo, Kopi Toraja, Kopi Flores Manggarai, dan Kopi Java dengan varian racikan kopi beragam yang dibuat para barista berpengalaman.

TRIBUNNEWSWIKI.COM – “Kopi sebenarnya memiliki sejuta manfaat, tapi ini yang merusak semuanya,” ujar Dewi Fauziah, pengelola Erkabe Café sambil mengangkat gula stick yang ada di depannya, Jumat (12/7/2019) malam.

Kopi kerap diidentikkan dengan gangguan pencernaan seperti maag atau asam lambung.

Menurut perempuan yang akrab disapa Ussie itu, kopi sebenarnya aman untuk diminum apabila cara meminum dan pengolahannya benar.

Perempuan berusia 47 tahun itu mengaku tidak pernah mengalami gangguan pencernaan meski selama ini sering meminum kopi.

Menurutnya, kopi juga memiliki manfaat yang sangat kaya, satu di antaranya adalah dapat mencegah penyakit kanker.

Baca: Pulau Seprapat

Baca: Goa Batu Cermin

Hal itu karena di dalam kopi terkandung senyawa antiflamasi dan antioksidan yang sangat aktif.

Namun manfaat tersebut dapat dirasakan apabila kopi diminum tanpa gula dan diolah secara tepat.

Lebih lanjut, Ussie yang sebelumnya juga pernah memiliki coffee shop di Solo itu mengungkapkan bahwa selama ini banyak orang yang keliru ketika membuat kopi.

Kekeliruan dalam proses pembuatan inilah yang kerap membuat orang-orang merasa kembung atau gangguan pencernaan lain setelah meminum kopi.

“Ketika menyeduh kopi, seharusnya dilakukan secara perlahan, jangan langsung banyak dan diaduk,” ujar Ussie.

Lebih lanjut, Ussie menjelaskan bahwa dalam proses penyeduhan, kopi akan mengalami proses blooming.

Proses blooming ini terjadi setelah bubuk kopi disiram dengan air panas.

Saat itu, dalam bubuk kopi akan keluar gelembung-gelembung yang ternyata adalah gas sisa ketika biji kopi di-roasting.

Gas sisa tersebut adalah karbondioksida, yang kerap menyebabkan perut kembung, mual, hingga muntah setelah seseorang meminum kopi.

“Harusnya didiamkan dulu beberapa saat sampai gelembung-gelembung itu hilang, kemudian pelan-pelan bari dikasih air panas lagi, sehingga tidak ada lagi karbondioksida yang terjebak di dalam kopi itu,” kata Ussie.

Sementara itu, bagi orang-orang yang memiliki lambung sensitif, kopi jenis arabika menurut Ussie bisa menjadi pilihan.

Baca: The Lion King (1994)

Baca: Erkabe Café

Hal tersebut karena kopi jenis ini memiliki kadar kafein yang lebih rendah daripada kopi jenis robusta.

Selain itu, sebelum meminum kopi, menurut Ussie usahakan agar perut sudah terisi makanan terlebih dahulu.

Dengan begitu, gangguan-gangguan pencernaan yang diakibatkan karena mengonsumsi kopi dapat dihindari.

Lalu berapa batas jumlah kopi yang dianjurkan untuk diminum setiap hari?

Halaman
12


Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer