Informasi awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Satu di antara jajanan serba ada khas Kota Semarang adalah Gilo-gilo.
Gilo-gilo adalah sebutan bagi gerobak dorong yang berisi aneka jajanan seperti gorengan, buah-buahan, nasi bungkus atau nasi kucing, serta aneka jajan lain seperti di angkringan yang kerap ditemui dipinggir jalan.
Penjual Gilo-gilo di Semarang biasanya menjajakan dagangannya di area keramaian, seperti taman-taman, di pinggiran jalan, atau kawasan perkantoran.
Tak hanya itu saja, penjual Gilo-gilo kadang juga menjajakkan hingga ke area perkampungan, sekolahan, alun-alun, dekat masjid, dan berbagai sudut di Kota Semarang.
Sejarah Singkat #
Nama Gilo-gilo diambil dari pengucapan si pedagang, ketika menjajakkan jajanannya.
Ucapan itu berasal dari Bahasa Jawa berupa 'iki lho ana.'
Dalam Bahasa Indonesia memiliki arti ini lo ada.
Lambat laun guna mempermudah pengucapan pedagang jajanan itu, masyarakat Semarang memanggilnya dengan sebutan Gilo-gilo.
Gilo-gilo telah ada di Kota Semarang sekira tahun 1930-an.
Konon Kampung Kulitan dan Kampung Gabahan, di Kecamatan Semarang Tengah merupakan cikal bakal lahirnya Gilo-gilo.
Sebelum berupa gerobak dorong seperti sekarang, dulu para pedagang Gilo-gilo membawa aneka jajanannya dengan cara dipikul.
Sekira tahun 1980-an pedagang Gilo-gilo mulai bertransformasi dari pikul ke gerobak dorong.
Perubahan itu sebagai langkah ke efektifan dalam berjualan, supaya dapat memuat banyak jajanan yang diperjualkan.
Jajanan yang dijajakkan pun hampir sama, namun tak selengkap seperti sekarang.
Baca: Taman Indonesia Kaya
Harga dan Varian Jajan #
Jajanan dan makanan yang dijajakkan di Gilo-gilo, harga serta variannya beraneka ragam.
Untuk harganya, perjajan atau permakan tarifnya seribu hingga Rp 3 ribu rupiah.
Sementara untuk variannya meliputi aneka gorengan tahu, tempe, bakwan, risoles, lumpia, aneka sate kiong, ati, kikil, telur puyuh, serta beragam buah-buahan potong. (*)