Taruna Ikrar semasa kecil tinggal di sebuah desa bernama Panakkukang di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
Dia adalah anak kelima dari pasangan Abubakar dan Hasnah Lawani.
Menurut Taruna, dia hidup dalam keluarga sederhana karena orang tuanya yang berprofesi sebagai guru SD mendapat penghasilan yang pas-pasan.
- Terinspirasi menjadi dokter
Suatu hari, Desa Panakkukang dilanda banjir besar yang merusak rumah, pasar, hingga sekolah.
Kala itu, ada seorang dokter yang terjun ke desa tersebut untuk membantu para korban banjir dan siap siaga di puskesmas setempat.
Dokter tersebut bernama Husein.
Perjuangan serta kerja keras dokter tersebut membuat Taruna kecil bercita-cita menjadi seorang dokter.
Taruna meyakini bahwa dokter merupakan salah satu profesi yang amat mulia karena dapat menolong nyawa banyak orang.
Demi mewujudkannya cita-citanya itu, Taruna pun bersungguh-sungguh dalam belajar.
Taruna dibesarkan dari keluarga yang memiliki latar belakang agama Islam.
Oleh karena itu, ia ingin menjadi penerus Ibnu Sina yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran.
Orang tuanya yang berpenghasilan pas-pasan tidak menghalangi cita-cita Taruna untuk menjadi seorang dokter.
Dengan kerja keras, kemauan, serta rasa percaya diri yang kuat, Taruna Ikrar sukses menjadi seorang dokter di bidang farmakologi, kardiologi, neurologi, dan elektrofisiologi.
2. Jago matematika yang pernah membolos
Taruna mengaku pernah membolos sekolah selama sebulan ketika duduk di SD.
Dia mengatakan bosan menerima pelajaran yang hanya menulis saja.
Aksi bolosnya ini awalnya tidak diketahui oleh orang tuanya.
Namun, aksi bolosnya diketahui setelah orang tuanya dipanggil, dan dia kemudian dimarahi.
Meski demikian, ia dikenal sebagai "Raja Matematika" di sekolahnya karena jago matematika.
Jika gurunya menulis soal di papan tulis, Taruna selalu maju ke depan untuk mengerjakannya.