"Artinya apa? Asupan gizi, program-program perbaikan daripada pendidikan, kesehatan ibu dan anak, ini harus menjadi bagian prioritas ke depan kalau bangsa kita tidak mau kalah dengan bangsa lain," ucap Erick.
"Pembangunan sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting," imbuh dia.
Baca: 26 Daftar Motor yang Dilarang Isi BBM Pertalite di SPBU Seluruh Indonesia per 1 Juli 2024
Momen Pembatasan BBM Subsidi Dinilai Tidak Tepat
Ekonom dari Center of Reform on Economic (CORE), Yusuf Rendy Manilet, menilai kebijakan pembatasan BBM subsidi saat ini kurang tepat karena bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
Yusuf mengkhawatirkan dampaknya terhadap konsumsi rumah tangga, terutama bagi kelas menengah yang kemungkinan besar tidak akan mendapat kompensasi bantuan sosial.
Kebijakan ini bisa membuat masyarakat kelas menengah menahan belanja sekunder dan tersier, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional.
Yusuf juga menyarankan pemerintah untuk mempertimbangkan kembali waktu pelaksanaan kebijakan ini, mengingat pemerintah telah meningkatkan defisit APBN tahun ini dari 2,29 persen menjadi 2,7 persen.
Dengan adanya berbagai pandangan mengenai kebijakan ini, pemerintah diharapkan dapat menemukan solusi terbaik untuk memastikan penyaluran BBM subsidi tepat sasaran tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)