Siapa saja perlu mencermati dua macam harga emas tersebut kalau benar-benar serius hendak menjadi investor emas batangan.
Tanpa memperhitungkan perbedaan dua harga tersebut, bisa-bisa seorang investor emas salah menghitung potensi untung dan rugi.
Dengan selisih harga jual dan harga beli (spread) setebal itu, emas hanya cocok untuk investasi dalam jangka panjang.
Secara jangka panjang kita berharap harga emas naik jauh lebih tinggi sehingga mampu menutup selisih harga jual dan harga buyback, sekaligus memberikan laba.
Sebagai gambaran, pembeli emas Emas Antam setahun lalu (19 Juni 2023) jika menjual emasnya dengan harga buyback saat ini untung 15,43 persen.
Soalnya, waktu itu dia membeli dengan harga saat itu juga yakni Rp 1.063.000 per gram, tapi dia bisa menjual dengan harga buyback saat ini Rp 1.221.000 per gram.
Baca: Merangkak Naik, Harga Emas Hari Ini Sabtu 15 Juni 2024 Naik Rp14.000, Tembus Rp 1.347.000 Per Gram
Sekadar ilustrasi, berikut ini kalkulasi potensi untung/rugi andaikata para investor membeli emas lantakan pada beberapa kurun waktu dan menjual saat ini:
Membeli emas pada 12 Juni 2024 (Rp 1.338.000 per gram) = -8.30 persen (rugi)
Membeli emas pada 19 Mei 2024 (Rp 1.350.000 per gram) = -9.11 persen (rugi)
Membeli emas pada 19 Maret 2024 (Rp 1.199.000 per gram) = 2.34 persen (untung)
Membeli emas pada 19 Desember 2023 (Rp 1.118.000 per gram) = 9.75 persen (untung)
Membeli emas pada 19 September 2023 (Rp 1.081.000 per gram) = 13.51 persen (untung)
Membeli emas pada 19 Juni 2023 (Rp 1.063.000 per gram) = 15.43 persen (untung)
Membeli emas pada 19 Maret 2023 (Rp 1.088.000 per gram) = 12.78 persen (untung)
Membeli emas pada 19 Desember 2022 (Rp 1.007.000 per gram) = 21.85 persen (untung)
Membeli emas pada 19 September 2022 (Rp 940.000 per gram) = 30.53 persen (untung)
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaa)
Baca berita terkait harga emas di sini