Kronologi Kepala Bayi Putus dan Ketinggalan di Rahim Ibu, Minta Dirujuk Tapi Tak Ditangani Puskesmas

Simak bagaimana video pengakuan Mukarromah dan kronologi kejadian yang menimpa ibu di Bangkalan Madura ini.


zoom-inlihat foto
Kronologi-Kepala-Bayi-Putus-dan-Ketinggalan-di-Rahim-Ibu-Minta-Dirujuk-Tapi-Tak-Ditangani-Puskesmas.jpg
TRIBUN NETWORK
Kronologi Kepala Bayi Putus dan Ketinggalan di Rahim Ibu, Minta Dirujuk Tapi Tak Ditangani Puskesmas


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kronologi kepala bayi putus dan ketinggalan di rahim ibu akhirnya diceritakan langsung oleh Mukarromah selaku wanita yang mengalami hal tersebut.

Kejadian kepala bayi putus dan ketinggalan di rahim ini dialami oleh Mukarromah, warga di Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Pengakuan Mukkaromah akhirnya menjadi viral di mana video viral tersebut ia mengakui bayinya meninggal dunia karena diduga malapraktik saat proses persalinan.

Pengakuan ibu di Bangkalan, Madura ini sangat mengerikan karena saat lahiran kepala bayi putus dan tertinggal di rahim.

Seperti apa kronologi persalinan Mukarromah hingga ketika lahiran kepala bayi putus dan tertinggal di rahim

Simak bagaimana video pengakuan Mukarromah dan kronologi kejadian yang menimpa ibu di Bangkalan Madura ini.

Foto Ilustrasi. Kronologi Kepala Bayi Putus dan Ketinggalan di Rahim Ibu, Minta Dirujuk Tapi Tak Ditangani Puskesmas
Foto Ilustrasi. Kronologi Kepala Bayi Putus dan Ketinggalan di Rahim Ibu, Minta Dirujuk Tapi Tak Ditangani Puskesmas (Tribun Network)

Dilansir TribunKaltim.co dari kompas.tv, awalnya Mukkaromah dirujuk ke sebuah puskemas di Bangkalan.

Namun sebenarnya, Mukkaromah berharap bisa dirujuk ke rumah sakit untuk melahirkan dengan cara operasi.

Karena saat itu kondisi bayi Mukkaromah sungsang dan lemah.

Mukarromah menolak untuk melahirkan di puskesmas dan meminta surat rujukan untuk melakukan persalinan secara sesar di Rumah Sakit.

Namun menurut cerita Mukarromah, pihak puskesmas hanya merespon “sebentar dan sebentar” dan tidak ada respon lagi.

Hingga ia kemudian tetap melahirkan di puskesmas yang menurutnya kondisi bayi saat itu lemah.

Setelah lahiran akhirnya bayi Mukkaromah tidak bisa diselamatkan.

Baca: Kisah Kepala Bayi Putus dan Ketinggalan di Rahim Saat Lahiran, Minta Rujukan Tak Digubris Puskesmas

Kronologi Kepala Bayi Putus

Kisah horor Ini terjadi di Bangkalan terkait adanya kepala bayi yang putus dan tertinggal di rahim saat lahiran.

Bahkan sempat diceritakan bahwa ibu yang mengalami kepala bayi putus dan tertinggal di rahim ini sempat meminta rujukan tapi tak segera ditangani.

Kejadian kepala bayi putus dan tertinggal di rahim ini menimpa Mukarromah, seorang warga di Bangkalan, Jawa Timur.

Mukkaromah harus kehilangan sang buah hari saat proses melahirkan.

Kepala bayi yang ia lahirkan, terputus dan tertinggal di dalam rahim ketika proses melahirkan.

Mukarromah menceritakan proses memilukan itu.

Dalam rekaman video yang beredar, Mukarromah yang merupakan warga Desa Panpajung, Modung, Bangkalan mengatakan peristiwa pedih tersebut terjadi ketika dirinya akan melahirkan segera dengan kondisi bayi dalam keadaan sungsang dan lemah.

Baca: Marah Banyak Bayi yang Tewas, Presiden Prancis Emmanuel Macron Minta Israel Berhenti Bombardir Gaza

Dia menceritakan, saat itu, dirinya ingin untuk meminta rujukan kepada bidan di tempat tinggalnya untuk melahirkan secara operasi di rumah sakit.

"Waktu itu datang ke bidan kampung, sama bidan kampung saya disuruh minta rujukan karena kondisi bayi sungsang dan lemah."

"Waktu sampai di puskesmas, saya bilang mau melahirkan operasi di Bangkalan, saya minta rujukan," ujarnya dalam video tersebut dikutip Selasa (12/3/2024).

Namun, bukannya segera diberikan rujukan oleh bidan, Mukarromah justru dibawa ke ruangan di Puskesmas yang biasa digunakan untuk persalinan.

Hanya saja, bidan di puskesmas tersebut justru tidak segera memberikan penanganan kepada Mukarromah.

Lantas, Mukarromah pun kembali menanyakan terkait surat rujukan yang tidak kunjung diberikan lantaran dirinya juga khawatir akan kondisi bayinya.

Namun, bidan tersebut justru menelepon dokter di Bangkalan terlebih dahulu untuk diperiksa.

"Iya bu sebentar, ibu mau diperiksa dulu.

Saya mau telepon dokter Bangkalan dulu, saya mau (menghubungi via) WA," kata sang bidan yang ditirukan oleh Mukarromah.

Lantas, datanglah bidan lain bernama Mega ke puskesmas tersebut dan mengatakan bahwa Mukarromah telah mengalami bukaan empat dan disarankan agar melahirkan di puskesmas saja.

"Pas saya disuruh ngeden, belum dikasih apa-apa, belum disuntik, setelah agak lama saya dikasih suntikan pendorong, terus disuruh ngeden lagi terus saya nggak kuat," tuturnya.

Tak disangka, proses persalinan itu justru membuat kepala bayi Mukarromah terputus dan tertinggal di rahimnya.

"Waktu itu ditarika saya nggak tahu. Soal dipotong apa nggak saya nggak tahu.

Baca: Nasib Bayi yang Dilahirkan dan Ditinggalkan Ibunya di Masjid Depok, Begini Kondisinya

Saya ngelihat bidannya pegang gunting, perut saya ditekan dan didorong."

"Karena saya nggak kuat, saya minta rujuk," tuturnya.

Akibat peristiwa tersebut, Mukaromah pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Glamour Husada, Bengloa, Tanjung Jati, Bangkalan untuk dilakukan operasi pengeluaran kepala bayi yang tertinggal di rahimnya.

Dinkes Bangkalan Benarkan Video Tersebut, Nyatakan Bayi Sudah Meninggal 2 Minggu di Kandungan

Terkait video tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan, Nur Chotibah membenarkan peristiwa seperti yang diceritakan Mukarromah.

Dikutip dari Tribun Jatim, Nur mengatakan bahwa sebenarnya bayi tersebut sudah meninggal dalam kandungan selama dua minggu.

Hal ini diketahui setelah dilakukannya audit oleh dokter kandungan dari RSUD Syamrabu Bangkalan dan RS Glamour Surabya hingga Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

“Hasil audit tim yakni IUFD (Intrauterine Fetal Death) atau bayi meninggal dalam kandungan kurang lebih 2 minggu. Umur kehamilan 45 minggu, lewat sekitar 4-5 minggu dari HPL (Hari Perkiraan Lahir),” ungkap Nur, Senin (11/3/2024).

Sementara, Nur menjelaskan Mukarromah datang ke Puskesmas Kedungdung pada 5 Maret 2024 lalu dan meminta agar dirujuk ke rumah sakit lantaran sudah pembukaan 4.

Adapun hal tersebut diketahui lewat adanya riwayat komunikasi yang dilakukan puskesmas dan RSUD Syamrabu.

Seiring berjalannya waktu, Nur mengatakan Mukarromah telah pembukaan 6 dan langsung pembukaan lengkap.

Nur mengungkapkan kondisi semacam itu tergolong cepat.

Pada saat proses pembukaan itu, dia mengatakan kondisi bayi dalam keadaan sungsang dengan posisi pantatnya berada di bawah.

“Maka ditolonglah karena sudah di jalan lahir. Di satu sisi kami sudah berkomunikasi dengan pihak rumah sakit. Posisi bokong duluan, di samping itu tensi ibunya 180/100 disebut dengan istilah medis Pb atau keracunan kehamilan,” papar Nur.

Nur memaparkan tubuh bayi saat keluar sudah dalam kondisi kulit terkelupas seluruhnya.

Sementara terkait putusnya kepala tersebut, Nur mengatakan hal tersebut lantaran faktor bayi sudah meninggal di rahim ibunya.

“Kondisi bayi saat di luar, kulit sudah mengelupas semua karena sudah meninggal dunia dalam kandungan. Memang ada dorongan sesuai teknis SoP, ibu ngeden secara pelan, kepala tertinggal itu karena IUFD, tidak ada pengaruh lain,” katanya.

Disinggung terkait kronologis hingga kepala terpisah hingga tertinggal dalam rahim, Nur menjelaskan hal itu terjadi setelah proses bokong keluar dilanjutkan bahu keluar sesuai teknis SOP.

“Nah di situlah lepas (kepala) karena, maaf, perkiraan kami sudah dua minggu meninggal dunia di dalam kandungan, Terjadi maserasi atau kulit-kulit sudah mengelupas dan (tubuh) rapuh,” jelasnya.

(TRIBUNNETWORK/TRIBUNNEWSWIKI)

Baca berita terkait di sini





BERITATERKAIT
Ikuti kami di


KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved