TRIBUNNEWSWIKI.COM - Bukan karena cinta ditolak, terungkap motif sebenarnya Junaedi siswa SMK membunuh satu keluarga di Desa Babulu Laut, Babulu, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim).
Di depan, penyidik, siswa SMK berusia 16 tahun tersebut blak-blakan mengungkapkan asalannya membunuh keluarga mantan pacarnya itu.
Diduga, Junaedi siswa SMK habisi nyawa satu keluarga tak ada hubungannya dengan asmara atau percintaan.
Sebelumnya, santer beredar isu bahwa Junaedi alias JND nekat membunuh 1 keluarga tersebut karena cintanya tak direstui.
Peristiwa satu keluarga di Babulu Laut tewas dibunuh secara sadis menggunakan parang oleh siswa SMK bernama Junaedi ini terjadi pada Selasa, 6 Februari 2024, dini hari Wita.
Di satu keluarga itu terdiri dari 5 orang, yakni ayah bernama Waluyo (34), istrinya bernama Sri Winarsih (33), tiga anaknya bernama Risna Jenita Sari (14), Vivi Dwi Suriani (10), dan Zhafi Aidil Adha (2,5).
Berdasarkan kabar yang berhembus, Junaedi adalah mantan pacar dari Risna Jenita Sari alias RJS.
Baca: Ini Postingan Terakhir Sri & Risna, Korban Keberingasan Junaedi Siswa SMK di Babulu Laut Kaltim
Lantaran cintanya tak direstui Waluyo dan Sri Winarsih, JND pun menyimpan dendam.
Hingga akhirnya pada Selasa (6/2/2023) dini hari, JND pun membacok satu keluarga itu menggunakan parang yang ia bawa dari rumahnya.
Belum puas menghabisi nyawa mereka, JND lalu menyetubuhi jasad RJS dan ibunya yang sudah tak bernyawa.
Terkait dengan motif asmara tersebut, pihak kepolisian akhirnya buka suara.
Kapolres Penajam Paser Utara (PPU) AKBP Supriyanto dalam tayangan seputarinewstv membantah isu soal motif asmara.
Sebab pelaku tak mengakui hal tersebut.
"Hasil pemeriksaan kami, pengakuan pelaku, untuk masalah asmaranya, pelaku tidak mengakui," kata AKBP Supriyanto, Rabu, 7 Februari 2024.
Baca: SOSOK Junaedi, Siswa SMK Bunuh 1 Keluarga di Kaltim, Sempat Setubuhi Jasad Korban dan Buat Alibi
Bukan soal percintaan, polisi mengulik motif lain di balik pembunuhan satu keluarga yang dilakukan JND.
Bahwa diduga kasus tersebut berawal dari niatan pencurian.
"Dari hasil pemeriksaan kami, ada indikasi modus pencurian yang dilakukan oleh pihak pelaku," pungkas AKBP Supriyanto.
Dugaan tersebut sejalan dengan pengakuan pelaku kepada polisi.
Diakui JND, sebelum membunuh satu keluarga, ia sempat curhat ke temannya.
Kala itu JND merasa gundah karena tidak punya uang untuk menebus ponselnya yang rusak.
"Malam hari pelaku bersama satu temannya sedang minum-minuman keras.
Baca: Setubuhi Jasad Ibu & Eks Pacar, Ini Pengakuan Junaedi Siswa SMK yang Bunuh 1 Keluarga di Babulu Laut
Pada saat mabuk ada pembicaraan bahwa pelaku punya tanggungan untuk menebus HP yang sedang diservis.
Terkait hal tersebut, pelaku menyatroni rumah korban (untuk mencuri)," imbuh AKBP Supriyanto.
Berniat mengambil barang berharga, JND pun mendatangi rumah Waluyo yang berjarak 25 meter dari rumahnya.
Dari sanalah peristiwa pembunuhan satu keluarga itu dimulai.
"Pada saat masuk ke rumah korban, listrik dimatikan.
Saat itu ayah di luar, pelaku masuk ke rumah tiba-tiba bapaknya masuk rumah.
Pelaku panik dan langsung menimpas (membacok) kepala bapaknya," imbuh AKBP Supriyanto.
Baca: Prabowo-Gibran Kuat di Jatim, Cek Hasil Survei Elektabilitas Pilpres 2024 Terbaru
"Ibunya bangun kemudian ditimpas (dibacok).
Anaknya bangun juga (dibacok). Kelima korban yang jadi korban," sambungnya.
Setelah menghabisi nyawa satu keluarga, JND pun melancarkan aksi pencuriannya.
JND mencuri tiga ponsel milik korban.
Tak cuma itu, JND juga mengambil uang tunai korban senilai Rp300 ribu.
Motif lain
Selain motif pencurian, JND juga disangkakan pada dugaan lain.
Diungkap AKBP Supriyanto ada kemungkinan JND melakukan pembunuhan satu keluarga itu karena dendam pribadi.
Baca: HASIL Elektabilitas Capres 2024 dari 11 Lembaga Survei, AMIN Beri Kejutan, Prabowo-Gibran Stabil
Usut punya usut, pelaku dan korban sering cekcok.
Hal itu lantaran korban tidak suka dengan anjing peliharaan pelaku.
"Sebetulnya sepele saja masalahnya. Mereka (pelaku dan korban) sering cekcok karena masalah ternak, ayam, dan anjing. Kebetulan korban tidak suka anjing sementara pelaku punya anjing," imbuh AKBP Supriyanto.
Tak hanya karena ternak, pelaku dan korban juga sempat bersitegang gara-gara helm.
RJS kesal karena sudah tiga hari helmnya tak dikembalikan JND.
Pihak kepolisian pun menyelidiki dugaan soal motif asmara dalam kasus pembunuhan satu keluarga ini.
"Pelaku umurnya 16 tahun dan korbannya masih 15 tahun, sehingga emosinya masih labil," pungkas AKBP Supriyanto.
Baca: Bantah Pakai Dana Desa, Kades Bogor Wiwin Komalasari Buka Suara soal Gaya Hidup Hedon: Warisan
Kapolres menjelaskan bahwa tersangka juga akan diperiksa kejiwaannya dan mendalami motifnya melakukan pembunuhan berencana ini.
Tersangka diketahui masih dibawah umur, yakni kurang dari 18 tahun dan merupakan siswa salah satu sekolah menengah di Babulu.
Ia dikenakan pasal 340 KUHP subsider pasal 338 KUHP juncto pasal 60 ayat 3 juncto pasal 76 huruf c Undang-undang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman mati atau sekurang-kurangnya penjara seumur hidup.
Sosok dan biodata Junaedi
Junaedi tercatat aktif sebagai seorang siswa SMK lokal.
Pria dengan tampang berkumis tersebut lahir di Balikpapan pada 27 Februari 2006.
Junaedi sendiri beralamat di RT 018, RW 000, Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu.
Junaedi juga cukup aktif bermain media sosial.
Ia memiliki akun Instagram bernama @pandora_junn.
Profil
Nama: Junaedi
Tempat dan tanggal lahir: Balikpapan, 27 Februari 2024
Alamat: Babulu Laut, Babulu, PPU, Kaltim
Agama: Islam
Glongan darah: O
Ibu: -
Ayah: -
Pendidikan: SMK
Instagram: @pandora_junn
Facebook:
TikTok:
YouTube:
Twitter/X:
(tribunnewswiki.com/tribun network)
Baca lebih lengkap seputar berita terkait lainnya di sini