TRIBUNNEWSWIKI.COM - Terungkap alasan juru Bicara (Jubir) Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Indra Charismiadji ditangkap.
Alasan utamanya yakni adanya dugaan keterlibatannya dalam kasus penggelapan pajak.
Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Tim Hukum Nasional AMIN, Ari Yusuf Amir.
"Ini kasusnya selama ini ditangani oleh Pajak [Dirjen Pajak], lalu masalahnya tidak besar, hanya Rp 1,1 miliar, diduga penggelapan pajak di perusahaan yang dia sudah tidak lagi sebagai apa pun," kata Ari Yusuf Amir kepada wartawan, Rabu (27/12).
Ari mengatakan solusi kasus ini sebetulnya masih dibicarakan.
Tetapi tiba-tiba kasus tersebut dilimpahkan ke Kejaksaan.
"Dan kejaksaan hari ini langsung menahan dia," kata Ari.
Ari mengatakan pihaknya sedang melakukan pendampingan secara hukum kepada Indra.
"Kami berharap proses hukum ini bisa berjalan dengan fair dan transparan, karena kalau persoalan hukumnya silakan saja. Nanti biar publik menilai, biar hukum menilai, pengadilan yang menentukan. Tapi harapan kami jangan ada unsur politisasi dalam kasus ini," kata Ari.
Baca: Sosok Eka Anugrah, Bidan yang Sumbang 100 Mobil ke Timnas Anies-Muhaimin, Curhat sempat Diteror
Baca: Berikut Sosok 9 Naga Penguasa Ekonomi Indonesia, Lengkap dengan Bisnis dan Harta Kekayaannya
Dilansir dari TribunJabar.id, penangkapan Indra Charismiadji, sebelumnya juga dikonfirmasi Tim Hukum Timnas AMIN, Aziz Yanuar. Indra, kata Aziz, diduga terlibat dalam kasus pajak.
Namun, pihak keluarga, menurut Azis, membantah adanya keterlibatan Indra dalam kasus tersebut.
"Menurut keluarga ada dijebak lah gitu. Keluarga dan orang dekatnya yang mengatakan," ujar Azis.
Selain sebagai politisi, Indra selama ini juga dikenal sebagai sosok pemerhati dan praktisi pendidikan dengan spesialisasi di Pembelajaran Abad 21 atau pembelajaran berbasis teknologi digital.
Indra yang memiliki nama panjang A Nurindra B Charismiadji ini lahir di Bandung, 9 Maret 1976. Indra Charismiadji meraih gelar sarjana setelah menyelesaikan pendidikan di University of Toledo, Ohio, Amerika Serikat.
Ia kemudian mendapatkan gelar ganda di bidang keuangan dan pemasaran.
Direktur Eksekutif Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) itu lantas melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di Dana University, Ottawa Lake, Michigan, AS.
Indra juga pernah bekerja di sejumlah perusahaan di AS sebelum akhirnya kembali ke Indonesia pada 2002, seperti di Merril Lynch, Omnicare, dan Dana Corporation.
Sekembalinya di Tanah Air, Indra memilih berperan dalam mengembangkan mutu pendidikan di Indonesia.
Hal ini tak lepas dari sejumlah masalah pendidikan di Indonesia yang memantik dirinya untuk mewujudkan cita-cita memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia.
Kiprah ayah dua anak di Indonesia dimulai dengan memperkenalkan Computer-Assisted Language Learning (CALL) atau pembelajaran bahasa dengan bantuan komputer untuk pertama kalinya di berbagai lembaga pendidikan.