TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kesedihan yang mendalam masih dirasakan Trisna Marliani usai putrinya dibunuh oleh sang pacar.
Ia masih mengingat dengan jelas bagaimana dahulu ia melahirkan Fitria Wulandari.
Bahkan Trisna Marliani juga masih mengingat saat ia merasakan sakitnya proses persalinan sampai akhirnya ia melihat putrinya lahir ke dunia.
Hadirnya Fitria Wulandari menjadi kebahagiaan tersendiri bagi pasangan Iwan Irawan dan Trisna Marliani.
Keduanya tak menyangka jika putri yang ia sayangi itu tewas dengan begitu tragis di tangan orang lain.
Melansir dari TribunnewsBogor.com, Trisna Marliani bahkan sempat tak percaya jika jasad yang ditemukan di ruko kosong kawasan Semeru, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor adalah anak kesayangannya.
Dia tak menyangka jika Alung, pacar Fitria Wulandari nekat berbuat di luar nalar sampai membuat orang yang disayang itu kehilangan nyawa.
Tapi kenyataan menuntunnya untuk tetap tegar melanjutkan kehidupan.
Baca: Isi Chat Palsu Alung Setelah Bunuh Pacarnya, Diketik Pelaku untuk Bohongi Keluarga Korban dan Teman
Sebenarnya, Trisna Marliani sudah geram dengan sikap Alung.
Diakui Trisna Marliani, Alung memang tempramental.
"Pelaku toxic, korban sering mendapatkan perlakuan fisik verbal, kasar," ucapnya.
"Nah ternyata pernah ada kasus seperti ini," sambungnya.
Bahkan Trisna Marliani juga mengetahui jika Alung merupakan residivis.
"Gak lama dari kasus ini tuh 3 Minggu lalu. Si pelaku sempat penjara, di Bogor Barat. Gara-gara ada yang deketin korban, terus digebukin tuh, dia dipenjara dua Minggu," bebernya.
Baca: Ayah Korban Ungkap Fakta Terbaru Tewasnya Fitria Wulandari, Sprei Penuh Darah, Jasad Dibonceng Motor
Dapat perhatian
Sementara itu, ayah korban, Iwan Irawan mengaku mengetahui tentang hubungan spesial antara anaknya dengan Alung.
Iwan Iriawan, menjelaskan kalau korban sudah berpacaran dengan pelaku selama kurang lebih satu tahun.
Dalam hubungan-hubungan yang sudah terjalin itu, pelaku dipenjara gara-gara tindak kriminalitas.
Kendati demikian, Iwan Irawan beserta keluarga kerap membesuk pelaku.
"Malah sama saya si pelaku di rangkul seperti keluarga sendiri, baru keluar dari penjara dia langsung ke rumah, disitu kan malah saya rangkul," jelasnya.
"Malahan sewaktu di penjara saya tengok terus, ada sekitar 5-6 kali saya tengok dia (pelaku) sampe saya bawain nasi, rokok, pokonya keperluan dia," bebernya.
"Sama anak saya juga ngelongoknya, setidaknya setiap seminggu ngelongok 3 hari," paparnya.
Namun, hal baik yang dilakukan korban dan keluarganya malah dibalas dengan aksi keji yang dilakukan oleh pelaku.
Pelaku malah menghabisi nyawa kekasihnya sendiri.
Bahkan, sampai Wulan dimakamkan, Iwan meyebut tidak ada satupun perwakilan keluarga pelaku beritikad baik datang menemui dirinya.
"Anak saya sudah meninggal, yang saya harapkan ada itikad baik dari keluarga pelaku datang ke pemakaman anak saya, bahkan ini mah tidak ada sama sekali," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com