Sebanyak 4.500 Pekerja asal Gaza Hilang, Mereka Disandera oleh Militer Israel di Penjara Tanpa Atap

Walid mengatakan ditahan selama tiga hari di sebuah tempat seperti penjara tetapi tanpa adanya atap. Tidak diberi makan


zoom-inlihat foto
MAHMUD-HAMS-AFPdx.jpg
MAHMUD HAMS / AFP
Sebanyak 4.500 Pekerja asal Gaza Hilang, Mereka Disandera oleh Militer Israel di Penjara Tanpa Atap - Seorang wanita bereaksi ketika orang-orang berkumpul di lokasi rumah sakit Ahli Arab di Gaza tengah pada 18 Oktober 2023 setelah ledakan semalam di sana. Sebuah ledakan melanda sebuah rumah sakit di Gaza yang dilanda perang dan menewaskan ratusan orang pada tanggal 17 Oktober malam, memicu kecaman global dan protes kemarahan di seluruh dunia Muslim.


Namun, panggilan telepon dari warga Gaza kini semakin jarang lantaran saluran komunikasi yang terputus.

Alhasil, Montell mengatakan pihaknya secara terus menerus mengirimkan nama-nama pekerja asal Gaza yang hilang ke pemerintah Israel.

"Militer Israel semestinya menginformasikan kepada kita dalam waktu 24 jam terkait siapa yang mereka tahan dan dimana lokasi penahanan tersebut."

"Namun bagi semua warga Gaza, mereka (militer Israel) mengatakan kepada kami bahwa mereka bukanlah pihak yang berhak untuk memberikan bantuan," katanya.

Di sisi lain, enam organisasi lokal termasuk HaMoked, membuat petisi kepada Mahkamah Agung Israel untuk mengungkap nama dan lokasi rincian pekerja Gaza yang diduga ditahan secara ilegal tersebut untuk mengetahui pasti kondisi mereka.

Baca: Bukan Karena Pacar, Ternyata Ini Penyebab Enuh Nugraha Lulusan ITB Jadi ODGJ, Tetangga Ungkap Fakta

Pemerintah Palestina: 4.500 Pekerja Gaza Ditahan Militer Israel

Masih dikutip dari Aljazeera, Kementerian Pekerja Palestina mengungkapkan ada sekitar 4.500 pekerja yang belum ditemukan dan diyakini telah ditahan oleh pasukan Israel.

Media Israel, N12 melaporkan 4.000 warga Gaza tengah diinterograsi di fasilitas penahanan Israel atas kemungkinan keterlibatana dalam serangan pada 7 Oktober 2023 lalu.

Selain pekerja dari Gaza, organisasi bernama Masyarakat Tahanan Palestina mengungkapkan ada 1.450 warga Palestina di Tepi Barat yang juga ditahan sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Kemudian, pada 18 Oktober 2023, parlemen Israel atau Knesset justru menyetujui rencana sementara terkait pencabutan hak tahanan Palestina atas sel seluas 4,5 meter agar diisi tahanan dua kali lebih banyak.

Sementara, menurut organisasi HAM Physicians for Human Rights Israel (PHRI), pihak berwenang turut memutus akses terhadap pasokan listrik dan air, memabtasi jumlah makanan per hari, membatasi tahanan di sel, dan mencegah akses ke klinik medis, serta membatasi kunjungan kuasa hukum dari tahanan dan pejabat lainnya.

Hingga kini, disebut sudah ada dua tahanan dinyatakan tewas saat ditahanan sejak perang terjadi.(*)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com





BERITATERKAIT
Ikuti kami di


KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved