TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan kubu Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto saling mengintip kekuatan lawan.
Ujang meyakini Ganjar dan Prabowo baru akan mengumumkan sosok cawapres mereka pada akhir pendaftaran capres dan cawapres kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Saya melihat Ganjar atau kubu Prabowo masih melihat situasi, saling mengintip kekuatan dan lawan politik. Mereka akan bermain di ujung injury time atau last minute," kata Ujang, Kamis, (12/10/2023), dikutip dari Warta Kota Live.
Menurut Ujang, hal itu adalah strategi agar lawan politik masing-masing tidak bisa membaca dari awal kira-kira siapa cawapres pendamping lawan. Dia menyebut strategi itu lazim digunakan oleh partai politik.
"Ini bagian dari strategi keduanya," kata akademisi dari Universitas Al Azhar Indonesia itu.
Ujang mengungkapkan tidak kunjung diumumkan cawapres Ganjar dan Prabowo walaupun sudah memiliki tiket Presidential Threshold 20 persen itu untuk melihat peta lawan politik dahulu, siapa cawapres yang dipilih.
Baca: Sambut Baik Usulan Gibran Jadi Cawapres, Prabowo: Kalau Sudah Kehendak Rakyat, Gimana?
Kriteria cawapres Ganjar
Ganjar menyebut ada sejumlah kriteria yang harus dimiliki oleh bakal cawapresnya itu. Kendati demikian, mantan Gubernur Jawa Tengah itu enggan menyebut nama calon pendampingnya.
Ada beberapa nama yang masuk dalam daftar kandidat cawapres Ganjar. Mereka di antaranya Menko Polhukam Mahfud MD, Menparekraf Sandiaga Uno, hingga mantan Panglima TNI Andika Perkasa.
Dalam wawancara dengan Kompas TV, Senin, (18/9/2023), Ganjar turut menyinggung terpilihnya Ma'ruf Amin sebagai cawapres Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2024.
"Mungkin masih ada yang lain, ingat Pak Maruf Amin juga tidak ada di list lalu kemudian keluar," kata Ganjar dikutip dari Tribunnews yang mengutip YouTube Kompas TV.
Ganjar tidak memberikan patokan pasti perihal usia pendampingnya. Dia hanya menyebut pendampingnya itu harus memiliki visi yang sama dengan dia.
"Ciri-ciri dia harus satu visi dengan saya, kita harus jadi satu tim dan punya spirit yang sama untuk yang sama, punya spirit yang sama untuk melanjutkan pemerintahan ini, punya spirit yang sama untuk antikorupsi," kata Ganjar menjelaskan.
"Sama saja, jangan berpikir yang muda selalu lebih hebat dan yang senior enggak, atau sebaliknya, semua punya peluang yang sama harus saling melengkapi."
Baca: Jokowi Beri Sinyal Kuat Dukung Ganjar, PDIP Minta Pihak yang Memecah Belah Segera Bertobat
Prabowo disebut tawari Gibran
Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengaku sudah berulang kali diminta oleh Prabowo untuk menjadi cawapresnya.
Gibran memang sering disebut sebagai salah satu kandidat pendamping Prabowo. Di samping itu, PDIP yang menjadi partai tempat bernaung Gibran mengaku tak melarang dia menjadi cawapres Prabowo.
"Semua orang kan sudah tahu. Beliau (Prabowo) sudah minta berkali-kali (jadi cawapres)," ujar Gibran ketika ditemui di kantornya, Senin, (9/10/2013), dikutip dari Tribunnews.
Akan tetapi, peluang Gibran untuk mendampingi Prabowo masih terganjal oleh UU Pemilu yang mensyaratkan umur cawapres minimal 40 tahun.
Untuk mengatasi hal ini, Prabowo telah membawa usulan penurunan batas usia minimal cawapres ke forum koalisi.
Gibran sendiri meminta masyarakat untuk menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang gugatan batas usia minimal cawapres.
"Ya ditunggu saja di MK," kata Gibran.
Baca: Ketika MK Dipelesetkan Jadi Mahkamah Keluarga di Isu Gugatan Usia Capres Cawapres, Gibran Terseret
Ketika ditanya oleh Prabowo tentang kesediaannya menjadi bakal cawapres, putra sulung Presiden Jokowi itu mengaku hanya menjawab bahwa dia belum cukup umur.
"Umurnya tidak cukup. Kan, tidak cukup," kata Gibran.
Gibran mengatakan sudah melaporkan hal itu kepada elite partainya, termasuk kepada Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Sementara itu, baliho bergambar Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka bermunculan di sejumlah tempat. Gibran juga mengaku telah melaporkan hal itu.
"(Soal baliho) Ya saya bilang itu relawan," kata Gibran di Balai Kota Surakarta, Senin, (2/10/2023), dikutip dari Tribun Solo.
Menjelang Pemilu 2024, Gibran mengklaim menerima banyak tawaran mengisi berbagai posisi.
Menurut Gibran, tawaran itu tidak hanya datang dari internal PDIP, tetapi juga pihak lain, misalnya Gerindra.
Baca: Gibran Sebut Arah Dukungannya Sama dengan Kaesang, Kode Bakal Jadi Cawapres Prabowo?
(Tribunnewswiki)
Baca berita lain tentang Pilpres 2024 di sini.