Hamas adalah sayap militer dari Mujama' al-Islamiyah yang bertujuan untuk melawan Israel dengan segala cara, termasuk dengan menggunakan bom bunuh diri.
Hamas juga memiliki sayap politik yang berpartisipasi dalam pemilihan umum Palestina.
Pada tahun 1985, Syekh Yasin dibebaskan dari penjara sebagai bagian dari pertukaran tahanan antara Israel dan Jibril Front.
Syekh Ahmad Yasin kembali ke Gaza dan melanjutkan aktivitasnya sebagai pemimpin spiritual Hamas.
Syekh Ahmad Yasin menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi para pejuang Hamas dan rakyat Palestina.
Kemudian juga menjalin hubungan dengan negara-negara Islam lainnya, seperti Iran, Sudan, dan Qatar, untuk mendapatkan dukungan finansial dan politik.
Pada tahun 1997, ia kembali ditangkap oleh Israel setelah Israel gagal membunuh Khaled Mashal, salah satu pemimpin Hamas di Yordania.
Syekh Ahmad Yasin dijatuhi hukuman seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan.
Namun, pada tahun 1998, ia dibebaskan lagi sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan Yordania untuk menyelamatkan nyawa dua agen Mossad yang terlibat dalam upaya pembunuhan Khaled Mashal.
Baca: Israel Resmi Umumkan Perang Melawan Hamas
Syekh Ahmad Yasin kembali ke Gaza dan melanjutkan perjuangannya.
Pada tahun 2000, ia mendukung Intifadhah al-Aqsa, sebuah pemberontakan rakyat Palestina yang dipicu oleh kunjungan Ariel Sharon, pemimpin Likud, ke Masjid al-Aqsa.
Syekh Ahmad Yasin mengajak rakyat Palestina untuk melakukan jihad melawan Israel dan menolak segala bentuk perundingan damai.
Kemudian juga mengkritik Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Yasser Arafat karena dianggap tidak mampu membela hak-hak rakyat Palestina.
Pada tahun 2003, ia menjadi target utama dari operasi Israel yang bernama Targeted Killings, sebuah strategi untuk membunuh para pemimpin Hamas dan kelompok perlawanan lainnya.
Syekh Ahmad Yasin berhasil lolos dari beberapa upaya pembunuhan, termasuk satu yang menewaskan putranya, Abdel Aziz Yassin, pada bulan September 2003.
Namun, pada tanggal 22 Maret 2004, ia akhirnya syahid setelah tiga buah rudal yang dilepaskan melalui helikopter Apache milik Israel menghantam tubuhnya yang lumpuh total.
Saat itu, ia baru saja selesai menunaikan shalat subuh berjamaah di Masjid al-Mujama' al-Islami di Kota Gaza.
Syekh Ahmad Yasin meninggal dalam keadaan berpuasa dan bersama dengan tujuh orang lainnya, termasuk dua anaknya.
Kematian Syekh Yasin menimbulkan kemarahan dan kesedihan yang mendalam di kalangan rakyat Palestina dan umat Islam di seluruh dunia.
Jutaan orang menghadiri pemakamannya dan mengibarkan bendera Hamas. Ia dimakamkan di pemakaman Sheikh Radwan di Gaza.