Respon Megawati Soal Peluang Ganjar Jadi Cawapres Prabowo: Melongo Wae, Aku Ketumnya Malah Tak Tau

Lha saya sendiri sempat bingung di media tiba-tiba dibilang, 'iya sudah ada persetujuan bahwa nanti Pak Prabowo jadi presidennya


zoom-inlihat foto
KOMPAS-IMAGESKRISTIANTO-PURNOMO.jpg
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Respon Megawati Soal Peluang Ganjar Jadi Cawapres Prabowo: Aku Melongo Wae, Ketumnya Malah Tak Tau


Adapun Megawati mengaku kesal terhadap klaim Ganjar bersedia menjadi cawapres pendamping Prabowo.

"Lha saya sendiri sempat bingung di media tiba-tiba dibilang, 'iya sudah ada persetujuan bahwa nanti Pak Prabowo jadi presidennya, Pak Ganjar jadi wakil presidennya," kata Megawati dalam pidato penutupan Rakernas, Minggu.

Baca: Yenny Wahid Sebut Prabowo Sebagai Capres Paling Utama: Pak Prabowo Ini Top List dan Jadi Prioritas

Megawati mengaku heran terhadap klaim tersebut.

Sebab, sejauh ini dirinya belum menyatakan seperti itu.

"Aku terus di rumah melongo, ini yang ngomong siapa ya, ya aku kok ketua umumnya malah enggak ngerti," ujarnya.

"Coba, enggak usah didengerin.

Kok enak banget gitu lho gatuk-gatukan," sambungnya.

Nasib dua poros

Wacana Pemilihan Presiden 2024 hanya diikuti oleh dua poros koalisi pengusung calon presiden dan wakil presiden dinilai sulit untuk terwujud.

Ide pembentukan dua poros koalisi dalam menghadapi Pemilihan Presiden (PIlpres) 2024 muncul setelah wacana memasangkan Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto.

Namun, wacana tersebut sampai pada perdebatan yang sama dengan saat hal itu pertama kali dibicarakan pada awal 2023.

Baik PDIP maupun Gerindra tidak menampik kemungkinan keduanya berpasangan, tetapi kedua partai politik (parpol) konsisten dengan keputusan masing-masing, yakni mengusung Ganjar dan Prabowo sebagai capres, bukan calon wakil presiden (cawapres).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menilai, jumlah pasangan calon presiden dan calon wakil presiden ideal di 2024 nanti hanya dua.

Menurutnya, hal ini untuk memastikan pemilihan presiden (pilpres) selesai dalam satu putaran.

"Indonesia memerlukan pelaksanaan Pilpres yang demokratis, cepat, kredibel, dan bagaimana memastikan hanya berlangsung satu putaran," kata Hasto, Kamis (25/8/2023).

"Pandangan ini bisa terwujud apabila dilakukan langkah konsolidasi dan mendorong kerjasama parpol di depan, sehingga mengarah pada dua paslon, ini yang ideal berdasarkan konteks saat ini," tambahnya.

Baca: Alissa Wahid Marah, Minta Cak Imin Tak Jualan Nama Gus Dur untuk Kepentingan Politik

Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani sempat menanggapi peluang duet bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo bersama bacapres Prabowo Subianto.

Menurut Puan, wacana perjodohan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 masih memungkinkan.

"Apakah ada kemungkinan, ya mungkin-mungkin aja, dinamika yang ada di politik ini selalu memungkinkan kita untuk bersilaturahmi dan bertemu dengan sesama anak bangsa," ujar Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (21/9/2023).

"Untuk bisa menyepakati hal-hal yang akhirnya kami sepakati bersama bahwa ini adalah yang terbaik bagi bangsa dan negara," sambungnya.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di


KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved