Hasil autopsi menujukkan bahwa korban mengalami luka bacok atau sayatan senjata tajam.
Menurut Kepala RS Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto, terdapat luka pada dada korban. Hingga kini belum diketahui jenis senjata tajam yang mengakibatkan korban terluka.
"Ada luka di dada. Luka seperti sayatan atau bacokan ya. Jadi dia ada pendarahan di rongga perutnya," ujar Hariyanto di Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa, (26/9/2023), dikitip dari Tribun Jakarta.
Kata Hariyanto, senjata tajam itu juga melukai organ hati korban. Korban mengalami pendarahan dan meninggal karena kehabisan darah.
"(Penyebab kematian) kehabisan darah. Jadi karena luka yang cukup parah sehingga ada darah keluar banyak di rongga perut, jadi mengenai (organ) hati," ujarnya.
Hasil autopsi telah diserahkan tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati kepada Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur yang menangani kasus itu.
Di samping mengalami luka bacok, korban juga menderita luka bakar hingga 91 persen.
Tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati tidak bisa memastikan apakah ada siraman bensin ke tubuh korban atau hal lain yang membuah tubuh korban terbakar parah.
"Saya enggak tahu (penyebab kebakaran). Jadi yang jelas ada luka bakar yang cukup parah mengenai sekujur tubuh, tapi ada juga perlukaan trauma karena benda tajam," kata Hariyanto.
(Tribunnewswiki)