TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin masih menginginkan Partai Demokrat kembali bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres.
Demokrat sendiri memutuskan keluar dari KPP setelah Anies memilih Cak Imin sebagai bakal cawapresnya.
Padahal, menurut Demokrat, Anies sudah pernah meminta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi pendampingnya.
Cak Imin mengklaim tak pernah punya rencana untuk mengeluarkan AHY dari bursa cawapres Anies.
Kata dia, tawaran menjadi cawapres Anies muncul secara tiba-tiba selepas pertemuan dia dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Kala itu PKB yang dipimpin Cak Imin sedang dilanda dilema karena ada kabar Cak Imin tak akan dijadikan cawapres pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Sebelumnya, PKB bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo. PKB sudah menyodorkan nama Cak Imin sebagai cawapres Prabowo.
Baca: Anies Pilih Cak Imin, Demokrat Merapat ke PDI Perjuangan: Inginnya Sama-sama Nyaman
"Pada akhirnya kita curiga, dan berkesimpulan bahwa akhirnya hubungannya (dengan Gerindra) ini tidak bisa berlanjut, puncaknya adalah saat saya dan teman-teman melakukan rapat koordinasi nasional bersamaan tepat saat PAN merayakan ulang tahun dan mengganti nama KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, nama koalisi Prabowo sebelum KIM)," kara Cak Imin dalam program Rosi di Kompas TV, Kamis, (7/9/2023).
"Tanggal 28 Agustus, itu puncaknya di situ, saat rapat koordinasi nasional PKB yang mengundang seluruh PKB se Indonesia yang sebetulnya membahas pileg, tapi tiba-tiba ada kabar kepastian koalisi KKIR itu berubah menjadi Koalisi Indonesia Maju dan memang sudah hampir pasti cawapresnya bukan saya," kata dia.
Cak Imin kemudian diminta untuk segera mencari solusi.
"Saya pulang ke Rakornas, sudah marah semua dan mengatakan ibarat ini air itu tidak boleh stuck, kalau bahasa Jawa Timur enggak boleh menggenang, kalau menggenang, akan bau dan seterusnya."
"Lalu saya ditugaskan kepada ketua umum untuk mencari aliran-aliran yang memungkinkan, pas emosinya PKB itulah saya diajak makan malam Bang Surya, makanya saya minta maaf kepada teman-teman Demokrat, saya tidak tahu tiba-tiba saya dikabarin Bang Surya Paloh ngajak makan malam, beneran itu kebetulan sekali."
Baca: Dituding Khianati Demokrat & AHY, Anies Masih Ingin Bekerja Sama dengan Demokrat
Dalam pertemuan itu dibahas peluang menduetkan Anies dan Cak Imin lantaran keduanya sama-sama dibutuhkan untuk mengisi kekosongan posisi.
"Dalam dialog (pertemuan itu), Bang Surya bilang kamu punya cawapres, saya punya capres. Pada saat itu ia mengatakan belum ada keputusan cawapres (di Koalisi Perubahan untuk Persatuan) semua sedang proses dan tidak ada keputusan."
"(Dalam hati saya) jangan-jangan ini Tuhan ngasih jalan ini, ngasih ini kesempatan, begitu saya bilang," kata dia.
Setelah ada konsultasi dengan para ulama, muncullah keputusan duet Anies dan Cak Imin pada Pilpres 2024.
"Kita salaman Nasdem-PKB, dan saya tidak menyangka tanggal 2 itu tiba-tiba tanda tangan," ujarnya.
Akan tetapi, keputusan duet itu membuat Demokrat meradang dan memilih keluar dari KPP.
Baca: PKS Ingin Demokrat Kembali ke Koalisi Anies, PKB Sambut Baik, Bagaimana dengan Nasdem?
Cak Imin masih berharap Demokrat kembali ke koalisi pendukung Anies itu.
Menurutnya, dengan makin banyaknya partai yang bergabung, impian untuk mewujudkan perubahan akan lebih mudah diwujudkan.