Menurut Baharuddin, pelaku awalnya masuk ke dalam ruang kelas korban dan menuju ke tempat duduk korban. Pelaku kemudian memukuli korban.
"Kebetulan mengenai titik vital sehingga hanya dalam tiga pukulan menyebabkan korban tak sadarkan diri," kata Baharuddin.
Seperti pernyataan D, Baharuddin menyebut sejumlah murid sudah berusaha melerai keduanya.
"Waktunya sangat singkat, sebenarnya teman-teman di kelas berusaha menghalau tapi terlepas. Itu yang pertama."
Kata Baharuddin, penganiayaan itu terjadi secara spontan karena, menurut keterangan para guru dan beberapa siswa, tak ada indikasi perselisihan ataupun permusuhan sebelumnya di antara keduanya,
"Hanya saja, sehari sebelum kejadian, pelaku di jam istirahat masuk di ruangan kelas korban, kemudian ditegur oleh korban."
"Itu rupanya yang menjadikan pelaku tersinggung, sehingga di esok harinya pelaku melakukan tindakan kekerasan seperti itu kepada korban."
Baca: Viral Kisah Guru Hobi Rapikan Rambut Muridnya, Berharap Jadi Inspirasi Pengajar di Indonesia
Ditangani Polres Blitar Kota
Baharuddin mengatakan kasus itu ditangani oleh Polres Blitar Kota dan akan ada proses hukum berikutnya,
"Itu di luar kewenangan satuan pendidikan. Kami mendukung proses hukum itu," katanya,
Sementara itu, Kapolres Blitar AKBP Danang Setyo P.S. mengatakan pelaku kini sedang dalam penanganan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Blitar untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
“Untuk perkembangan akan disampaikan kembali dan mohon waktu karena pelaku masih anak-anak sehingga memerlukan perlakuan khusus,” kata Danang pada hari Jumat, dikutip dari Kompas.com.
Jenazah korban sudah dibawa ke RSUD Srengat Kabupaten Blitar dan diautopsi.
"Kami sudah melakukan autopsi jasad korban kemarin. Kami masih menunggu hasil resminya," kata Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Punjung Setyo, Sabtu, (26/8/2023).
Setelah diautopsi, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga pada hari Sabtu untuk dimakamkan.
(Tribunnewswiki)