Ditangkap dan dipenjara
Setelah pecah peristiwa G30S pada 1965, Djoko Pekik, yang aktif di Lekra kemudian ditangkap. Hal itu akibat dari pembersihan orang-orang, simpatisan, dan lembaga yang berafiliasi dengan PKI, yang dianggap sebagai dalang peristiwa G30S.
Selain Djoko Pekik, banyak anggota Sanggar Bumi Tarung yang ditangkap oleh aparat. Sanggar ini pun dibubarkan pada masa Orde Baru.
Djoko Pekik ditangkap kemudian ditahan mulai 8 November 1965 di penjara Wirogunan. Ia baru dibebaskan pada 1970-an, setelah tujuh tahun dipenjara.
Baca: Mengenal Oklin Fia, Selebgram Berhijab Viral Jilat Es Krim di Depan Kelamin Pria, Kini Panen Hujatan
Karya Fenomenal
Salah satu karya fenomenal dari Djoko Pekik yakni karya lukisnya yang berjudul "Berburu Celeng" yang dibuat pada 1998.
Lukisan Berburu Celeng tersebut dianggap sebagai gambaran keadaan pemimpin Indonesia pada era Orde Baru.
Lukisan Dibeli Presiden Jokowi
Karya lukis milik Djoko Pekik yang dibeli oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjudul "Petruk Dadi Ratu".
Baca: Reaksi Yenny Wahid Ditolak Jansen jadi Cawapres Anies: Kalau Bosmu Butuh Dukungan, Saya Emoh Loh
Aktif Gelar Pameran
Setelah keluar dari penjara, Djoko Pekik sempat vakum melukis dan bekerja serabutan. Akan tetapi, jiwa melukisnya tidak pernah mati.
Sejak penangkapannya, Djoko Pekik baru mulai aktif melakukan pameran pada sekitar 1990-an.
Pada 1989, ia pernah mengikuti pameran Internasional yang diselenggarakan di Amerika Serikat.
Tanpa diduga, banyak orang-orang dari dalam maupun luar negeri yang kagum dan suka dengan karyanya.
Aliran lukis Djoko Pekik adalah realis-ekspresif yang dibumbui dengan nilai-nilai kerakyatan.
Karya lukisan Djoko Pekik banyak yang memuat kritik terhadap kondisi sosial dan politik di Indonesia.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah lukisan berjudul "Berburu Celeng", yang dibuat pada 1998.
Bahkan lukisan yang dianggap sebagai gambaran keadaan pemimpin Indonesia pada era Orde Baru ini dihargai sekitar satu miliar.
Pada 2013, Djoko Pekik menggelar pameran tunggal yang berjudul “Jaman Edan Kesurupan”, yang menampilkan 28 lukisan dan tiga patung karyanya antara periode 1964-2013.
(TribunnewsWiki.com/Bangkit N)