Agus menyampaikan, awal penjualan alat khitan mode laser itu tidak mengambil pasar domestik, tapi penjualan dilakukan ke mancanegara luar negeri.
"Duh, kalau mengingat usaha awal penjualan itu pasar domestik tidak melirik, sehingga saya main di luar negeri melalui ekspor," kata Agus.
Negara pengguna alat khitan produksi rumahan, kata Agus bahwa negara di Benua Eropa dan Australia.
Negara-negara tersebut itu menjadi pasar prioritas.
Kemudian, tidak sedikit dokter di luar negeri pasti mempercayai kualitas alat khitan model laser lokal.
"Untuk pasar penjualan produk kami, awalnya itu negara Jerman dan menyusul banyak negara lain ikut menggunakan alat khitan buatan kami. Dalam perjalanan, jumlah produksi secara berkala mengakali kenaikan pembuatan alat khitan ini," ujarnya.
Dalam perjalanan bisnis alat khitan laser, Agus mengungkap, belum lama produk rumahan dengan branding Cautter Khitan Sonix ini mendapat perhatian hingga pejabat Kementerian Perindustrian dan Perdagangan RI berkunjung ke rumah produksinya di desa setempat.
"Iya, barang dagangan saya Cautter Khitan Sonix, akhir-akhir di kunjungi para pejabat. Mulai dari Kementerian Perdagangan dan Perindustrian, kepala dinas bahkan bupati pun berkunjung ke kami," kata Agus
Dalam kunjungan yang dilakukan atas nama pemerintah, Agus mengaku tidak berkenan dengan penawaran yang dilakukan pemerintah dalam mengembangkan usahanya.
Sebab, selama usaha di jalani ini sudah berjalan dan memiliki pasar dengan melibatkan warga atau reseller.
"Untuk bantuan hingga penyertaan modal, kami mohon maaf melakukan penolakan. Sebab, bisnis ini sudah berjalan dan sekarang itu omzet lebih banyak, serta alhamdulilah bisa berbagi pendapatan dengan tim pemasaran atua reseller," ungkap Sertu Agus RA.
(tribunnewswiki.com/tribun cirebon)
Baca lebih lengkap seputar berita terkait lainnya di sini