Kisah Istri Setia Rela Jalan Kaki dan Dorong Kursi Roda 10 KM Antar Suami Cuci Darah Viral di Sosmed

Bu Aan rela berjalan kaki dan mendorong kursi roda untuk mengantar suaminya cuci darah, ia malu pakai mobil desa


zoom-inlihat foto
fKompascom-Tresno-Setiadi.jpg
Kompas.com/ Tresno Setiadi
Aan Diniyati (40) harus berjalan kaki sekitar 10 kilometer pulang pergi mengantar suaminya yang duduk di kursi roda untuk berobat dan cuci darah ke RS Bhakti Asih Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (10/6/2023)


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Masyarakat Indonesia dibuat heboh dengan perjuangan istri setia bernama Bu Aan.

Bu Aan rela berjalan kaki dan mendorong kursi roda untuk mengantar suaminya cuci darah.

Sontak saja, hal tersebut membuat banyak hati terenyuh.

Bu Aan emmiliki nama asli Aan Diniyati.

Ia merupakan wanita berasal di Brebes, Jawa Tengah.

Alasan Bu Aan jalan kaki sambil mendorong kursi roda suaminya untuk cuci darah gara-gara ia malu jika pakai mobil desa.

Perlu diketahui, Aan Diniyati (40) rela berjalan kaki mendorong kursi roda sepanjang 10 km untuk mengantarkan suaminya Nurohman (56) cuci darah ke Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes, Jawa Tengah.

Baca: Pemuda Blitar Nekat Sebar Foto dan Video Syur Mantan Pacar Gara-gara Tak Terima Diputuskan

Baca: Viral Balita 3 Tahun Positif Narkoba Gara-gara Diberi Air Mineral Tetangga, Awalnya Dikira Kesurupan

Aan Diniyati mendorong suami sebanyak dua kali dalam sepekan yakni setiap hari Rabu dan Sabtu, seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.

Diketahui suaminya, mengalami gagal ginjal dan harus berobat dan rutin cuci darah sesuai yang dianjurkan dokter.

Aan mendorong kursi roda dari rumahnya di RT 005 RW 001 Desa Kertabesuki, Kecamatan Wanasari, Brebes.

Selain tak mampu untuk sewa kendaraan, Aan mengaku tak mau merepotkan orang lain.

Kisah Bu Aan Diniyati (40) berjalan kaki sekitar 10 km pulang pergi mengantar suaminya cuci darah.
Kisah Bu Aan Diniyati (40) berjalan kaki sekitar 10 km pulang pergi mengantar suaminya cuci darah. (Kompas.com/ Tresno Setiadi)

Termasuk enggan memanfaatkan mobil ambulans milik pemerintah desa.

Nurohman mengatakan, awalnya dirinya menderita kencing manis di tahun 2007 hingga akhirnya divonis gagal ginjal.

Lalu dokter menyarankan untuk cuci darah.

"Awalnya itu saya harus periksa rutin karena diabetes. Pada 2016 itu kaki saya bengkak dan disarankan cuci darah hingga sekarang," kata Nurohman kepada wartawan di RS Bhakti Asih, Brebes, Sabtu (10/6/2023).

Sementara Aan Diniyati mengatakan saat sebelum menikah, sang suami sudah menderita kecing manis.

Kemudian mulai rutin cuci darah itu sejak kakinya bengkak pada 2016 lalu.

"Mulai rutin cuci darah itu pada 2016 lalu. Dokter waktu itu menyarankan untuk cuci darah, hingga sekarang," kata Aan.

Aan mengatakan pada 2018 lalu kondisi sang suami sempat stabil sehingga kontrol cuci darah sekali dalam sepekan.

"Pada 2019 lalu, suami nge-drop lagi, jadi cuci darahnya dua kali dalam sepekan lagi hingga sekarang," kata Aan.

Aan mengungkapkan, selama melakukan cuci darah dirinya mengantar sang suami ke RS dengan menggunakan kursi roda.

Alasan mengantar dengan menggunakan kursi roda karena tidak memiliki banyak biaya.

"Dulu pernah pakai bentor becak motor, tapi uang buat bayarnya nggak cukup. Jadi pakai kursi roda ke rumah sakitnya," ujar Aan.

Saat ditanya mengapa tidak menggunakan mobil siaga di desa, Aan mengaku malu. Dia tidak mau merepotkan orang lain jika harus meminta bantuan.

Pasalnya, sang suami harus diangkat-angkat saat akan periksa.

"Malu. Soalnya, kalau periksa itu suami saya diangkat-angkat. Saya gak mau merepotkan orang lain, sehingga milih pakai kursi roda ke rumah sakit," kata Aan.

Aan mengaku rela mengamen untuk bisa membeli kursi roda buat sang suami.

Pasalnya, uang tabungan kerja mbutik atau membersihkan bawang merah hasil panen orang lain tak cukup untuk membeli kursi roda.

"Dulu saya kerjaannya mbutik bawang merah. Ngga cukup buat beli kursi roda, jadi saya ngamen agar bisa tercukupi buat beli kursi roda," ujar Aan.

Dia mengatakan biaya pengobatan sang suami ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Suaminya merupakan penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan.

"Alhamdulillah, selama suami saya cuci darah menggunakan BPJS Kesehatan. Jadi, tidak bayar," imbuh Aan.

Kepala Ruangan Hemodialisa RS Bhakti Asih Ahmad Muzaki mengatakan untuk saat ini kondisi Nurohman cukup stabil.

Hal ini lantaran rutin kontrol dua kali dalam sepekan.

"Awalnya ini yang bersangkutan menderita diabetes. Terus, kakinya bengkak dan gagal ginjal, jadi harus cuci darah," jelasnya.

Dia mengungkapkan, selama melakukan cuci darah, Nurohman menggunakan BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran.

(TRIBUN JATIM/TRIBUNNEWSWIKI)

Artikel ini telah tayang di Tribun Jatim dengan judul Sosok Bu Aan Jalan Kaki 10 Km sambil Dorong Kursi Roda, Antar Suami Cuci Darah, Malu Naik Mobil Desa





BERITATERKAIT
Ikuti kami di


KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved