TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sama seperti pengalaman traumatis yang dapat berdampak jangka panjang pada manusia, kucing juga bisa mengalami hal serupa
Jika kucing mengalami satu atau lebih insiden tidak menyenangkan, mereka mungkin akan mengalami ketakutan, stres, dan trauma yang dapat memengaruhi kehidupan sehari-harinya.
Oleh karena itu, dengan mengenali tanda-tanda trauma pada kucing, akan membantu Anda mengatur situasi agar emosi negatif tersebut bisa diminimalisir.
Dikutip dari Cats.com via Kompas, berikut adalah beberapa tanda bahwa kucing Anda sedang mengalami trauma:
1. Lebih agresif
Saat kucing mengalami peristiwa traumatis, hal tersebut dapat membuatnya lebih cenderung menunjukkan perilaku agresif.
Saat kucing merasa terancam, respons "lawan atau lari" mereka diaktifkan. Jika mereka tidak dapat melarikan diri karena terpojok atau terlalu dekat dengan bahaya, mereka akan melakukan agresi untuk melindungi diri.
Baca: Video Kucing Selamat Usai Jatuh dari Lantai Enam Terekam CCTV, Hantam Kaca Mobil hingga Pecah
Baca: Pembuat Video Kucing Diblender Dikabarkan Ditangkap, Kelompok Penganiaya Hewan Tebar Ancaman
Kucing yang mengalami trauma juga akan memiliki tingkat stres latar belakang tertentu yang dapat menyebabkan peningkatan gairah.
Hal ini dapat mengakibatkan tanggapan berlebihan yang tidak proporsional dengan ancaman yang ada.
Misalnya, saat Anda membelai kepalanya, akan direspon berlebihan dan membuatnya menyerang.
2. Peningkatan kasih sayang
Meskipun beberapa kucing akan menggunakan agresi sebagai mekanisme pertahanan, kucing lain yang mengalami trauma mungkin melakukan sebaliknya.
Anda mungkin melihat kucing Anda menjadi lebih lengket dan lebih penyayang setelah mengalami sesuatu yang menyusahkan.
Mereka mungkin membutuhkan Anda untuk menemani saat mereka merasa sulit sendirian. Perilaku ini adalah cara mereka untuk mendapatkan kepastian dari Anda agar merasa lebih aman.
3. Perubahan pola tidur
Gangguan tidur dapat dilihat pada kucing yang menderita stres dan trauma tingkat tinggi, di mana mereka berada dalam keadaan gelisah dan gelisah.
Akibatnya, mereka tidak bisa cukup santai untuk sekedar bersantai atau tidur. Anda juga mungkin menemukan mereka sering mondar-mandir di malam hari.
Selain itu, mengeong berlebihan juga menjadi indikasi bahwa kucing Anda merasa stres atau trauma.
Jika kucing Anda menjadi lebih berisik, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka mencoba mengomunikasikan kesusahannya kepada Anda.
Baca: Viral Kisah Sepasang Kekasih Tempuh Jarak 700 Km dengan Mobil demi Adopsi Kucing
Baca: Kisah Flossie, Kucing Tertua di Dunia yang Umurnya Sama dengan Pemiliknya
4. Banyak bersembunyi
Kucing yang cemas dan trauma cenderung menghabiskan banyak waktu untuk bersembunyi, sebab hal itu membuat mereka merasa lebih aman.
Dorongan untuk melarikan diri dan bersembunyi adalah bagian dari respons naluri mereka untuk menjaga diri dari bahaya.
Bersembunyi adalah perilaku kucing yang normal, tetapi mengkhawatirkan jika berlebihan. Itu kemungkinan besar mereka sedang mengalami banyak tekanan emosional.
5. Buang air sembarangan
Kucing dikenal sebagai hewan yang sangat bersih dan tidak akan buang air sembarangan di rumah (pengecualian untuk perilaku pipis untuk menandai wilayahnya).
Namun, jika Anda melihat kucing Anda terus-menerus buang air kecil atau buang air besar di luar kotak kotorannya, bisa jadi mereka mengalami trauma atau stres.
Di sisi lain, itu juga bisa karena kondisi medis tertentu. Oleh karena itu, Anda bisa memeriksakan ke dokter hewan untuk memastikan kondisinya.
Faktor penyebab kucing trauma
Dilansir laman Catvills, berikut adalah beberapa faktor yang bisa menyebabkan kucing peliharaan Anda mengalami trauma:
- Mendapatkan kekerasan dari pemiliknya
- Mendapatkan perawatan yang kurang tepat
- Sering dibentak dengan suara keras
- Pernah mengalami kecelakaan
- Berkelahi dengan kucing lain
- Kurang bersosialisasi
- Trauma setelah mendapat perawatan di dokter hewan
- Kelaparan untuk waktu yang lama.
Jika Anda mengetahui bahwa kucing peliharaan mengalami trauma, ada beberapa cara untuk membantu meredakannya.
Dimulai dengan memberi mereka ruang yang tenang dan aman untuk pulih.
Banyak pemilik kucing menggunakan diffuser yang diisi dengan feromon untuk mengatasi gejala trauma pada kucing.
Beberapa orang bahkan memilih untuk memutar musik yang menenangkan untuk membantu mencegah suara keras yang memicu rasa trauma mereka.
Penting juga untuk berkonsultasi dengan dokter hewan untuk membantu menyusun rencana dan rutinitas terapi perilaku untuk seluruh proses pemulihan trauma pada kucing Anda.
(TRIBUNNEWSWIKI/Kaa)