TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pengamat politik Bawono Kumoro mengungkapkan penyebab naiknya elektabilitas Prabowo Subianto.
Menurut hasil survei Populi Center pada periode 3 hingga 10 Mei 2023, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra itu menunjukkan tren positif.
"Pada bulan Mei ini elektabilitas Prabowo Subianto mencapai 35,8 persen," kata Bawono, (31/5/2023), dikutip dari Tribunnews.
"Apabila dibandingkan survei periode bulan April lalu juga temuan Populi Center elektabilitas dari Prabowo Subianto 30,8 persen."
Menurut dia, elektabilitas Prabowo naik cukup signifikan.
Bawono selanjutnya menjelaskan sejumlah faktor yang membuat elektabilitas Prabowo naik.
Pertama, bertambahnya dukungan terhadap Prabowo dari basis-basis pemilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.
Baca: Jusuf Wanandi : Pertemuan Gibran dan Prabowo Hanya Omong Kosong
Baca: Jokowi Tolak Wacana Duet Prabowo-Gibran, Justru Ingin Satukan Prabowo dan Ganjar di Pilpres 2024
"Sangat mungkin peningkatan dukungan terhadap Prabowo dari basis pemilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin disebabkan endorsement, baik secara tersirat maupun tersurat dari Presiden terhadap Prabowo dalam sejumlah kesempatan," kata dia menjelaskan.
Kemudian, menurut Bawono, faktor kedua yang menaikkan elektabilitas Prabowo adalah campur tangan Presiden Jokowi. Akan tetapi, dia enggan menyebut langkah itu sebagai cawe-cawe.
"Bila Presiden sekadar menunjukkan kecenderungan kepada salah satu bakal capres, tidak bisa dikatakan cawe-cawe dalam pengertian negatif," kata dia.
Menurut Bawono, hal terpenting bagi Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan adalah tidak menggunakan aparat negara untuk menghambat siapa pun maju pada pemilu mendatang.
Penyebab Jokowi dukung Prabowo
Bawono turut menjelaskan penyebab Presiden Jokowi memberikan dukungan kepada Prabowo.
Menurut Bawono, Jokowi merasa sakit hati dengan sikap PDIP.
Baca: Jokowi Tegaskan Akan Ikut Campur Soal Pemilu : Tapi Janji Hormati Pilihan Rakyat
Dia menyinggung kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Bawono salah satu sebabnya adalah manuver beberapa elite PDI Perjuangan, termasuk Ganjar Pranowo, yang menolak kehadiran Timnas Israel di Indonesia telah memunculkan luka politik dalam diri mantan Wali Kota Surakarta itu.
Menurutnya, ppa yang dilakukan PDIP turut dianggap mencoreng citra baik presiden di dunia internasional.
"Sikap dari PDI-P dan juga penolakan dua gubernur terhadap kehadiran Israel hingga kemudian berujung pada pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 oleh FIFA ibarat menusuk Presiden dari belakang."
"Alih-alih turut mendukung kebijakan pemerintah pusat dalam sukseskan perhelatan bergengsi itu justru dua gubernur itu justru menunjukkan sikap bertentangan," kata Bawono.
Baca: Jokowi Masih Upayakan Terwujudnya Duet Ganjar dengan Prabowo di Pilpres 2024, Ini Alasannya
(Tribunnewswiki)
Baca berita lain tentang Prabowo Subianto di sini.