TRIBUNNEWSIKI.COM - Kantor kepresidenan Amerika Serikat (AS) atau Gedung Putih mengklaim Rusia tengah mencari bantuan senjata dari Korea Utara (Korut).
Menurut AS, Rusia ingin membarter senjata tersebut dengan bahan makanan dan komoditas lainnya.
Sebelumnya, AS juga sudah pernah mengeluarkan klaim serupa. Namun, kali ini AS mengaku mendapatkan bukti baru.
"Sebagai bagian dari kesepakatan yang diajukan, Rusia akan menerima lebih dari dua puluh jenis senjata dan amunisi dari Pyongyang," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih, (30/3/2023), dikutip dari The Guardian.
"Kami juga tahu bahwa Rusia tengah berupaya mengirim utusan ke Korea Utara dan Rusia sedang menawarkan bahan pangan kepada Korea Utara sebagai ganti atas amunisi."
Para pakar meyakini bahwa ketahanan pangan di Korut pada era Kim Jong-un adalah yang terburuk, Namun, belum ada tanda bahwa negara itu akan dilanda kelaparan dalam waktu dekat.
Kim sebagai pemimpin tertinggi di Korut sudah berjanji untuk menguatkan kendali negara atas pertanian. Dia juga mengambil sejumlah langkah untuk meningkatkan produksi biji-bijian.
Baca: Senjata Nuklir Rusia Ditempatkan di Wilayahnya, Belarusia: Untuk Melindungi Negara
Tahun lalu muncul kabar bahwa Duta Besar Rusia di Pyongyang, Alexander Matsegora, mengatakan Korut bisa mengirimkan para pekerja ke dua wilayah di Ukraina timur yang diduduki Rusia. Para pekerja itu bisa membantu pembangunan kembali infrastruktur di sana.
Matsegora menyebut ada banyak peluang kerja sama ekonomi antara Korut dan Republik Donetsk serta Republik Luhansk di Ukraina. Kedua republik itu mengklaim telah memisahkan diri dari Ukraina.
Baca: TV Rusia Sebut AS Dorong Rusia untuk Memulai Perang Nuklir
Sementara itu, pada hari Kamis, Kantor Kendali atas Aset Asing pada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) AS menjatuhkan sanksi kepada Ashot Mkrtychev, seorang warga negara Slovakia yang diduga memfasilitasi perjanjian perdagangan senjata antara Rusia dan Korut.
Kirby mengatakan Mkrtychev berperan penting dalam perjanjian di antara kedua negara itu. Perjanjian itu sendiri belum lengkap.
Kemenkeu AS menyebut, antara akhir tahun 2022 hingga awal 2023, Mkrtychev bekerja sama dengan pejabat Korut guna mendapatkan puluhan jenis senjata dan amunisi bagi Rusia. Rusia disebut akan membayar senjata itu dengan pesawat komersial, bahan baku, dan berbagai komoditas.
Dia juga dituding bekerja sama dengan seorang warga negara Rusia untuk mencari pesawat komersial yang bisa membawa barang-barang ke Korea.
Berdasarkan resolusi PBB, Korut dilarang mengekspor atau mengimpor senjata dari negara lain. Jika Korut benar-benar menjual senjata kepada Rusia, negara itu akan melanggar resolusi tersebut.
Baca: Rekaman Percakapan Pebisnis Besar Rusia Diduga Bocor, Sebut Putin Setan
(Tribunnewswiki)
Baca berita lain tentang Korut di sini.