TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perusahaan jasa keuangan PayPal Holdings mengumumkan rencananya untuk memangkas 7 persen karyawannya atau sekitar 2.000 orang, (31/1/2023).
Dengan pengurangan karyawan ini, PayPal akan mengikuti jejak para raksasa teknologi lainnya seperti Alphabet (induk Google), Meta (induk Facebook), Amazon, dan Microsoft, yang lebih dulu mengumumkan adanya pengurangan.
Langkah pemecatan itu dilakukan untuk mengurangi biaya perusahaan di tengah ancaman resesi ekonomi.
"Meski kami sudah membuat kemajuan besar dalam menyesuasikan kerangka biaya kami, dan memfokuskan sumber daya kami kepada prioritas strategis utama, kami punya banyak pekerjaan untuk dilakukan," kata CEO PaPal Dan Schulman dalam pernyataan, dikutip dari Reuters.
Saham PayPal sempat anjlok sekitar 60 persen tahun lalu.
"Seperti perusahaan teknologi lainnya, PayPal berusaha memposisikan dirinya secara finansial dan strategis, mempersiapkan terjadinya pelambatan ekonomi," kata Moshe Katri, seorang analis di Wedbush.
Baca: Kominfo : PayPal dalam Proses Daftar PSE Agar Tidak Diblokir
Sementara itu, Thomas Hayes selaku CEO perusahaan investasi bernama Great Hill Capital mengatakan "rekrutmen karyawan yang terlalu banyak selama pandemi dan pengurangan staf selama periode kelesuan ekonomi akan membantu perusahaan-perusahaan untuk mempertahankan margin ketika kondisi pulih".
Pada bulan November 2022 PayPal sudah mengurangi perkiraan pertumbuhan pendapatan per tahunnya. Ini untuk mengantisipasi kelesuan ekonomi yang lebih besar. PayPal juga mengaku tidak memperkirakan adanya pertumbuhan yang besar dalam bisnisnya di Amerika Serikat.
Para eksekutif PayPal mengatakan situasi makro saat ini yang menyulitkan serta menurunnya tren e-commerce membuat perusahaan jasa keuangan itu lebih berhati-hati dalam membuat perkiraan.
Baca: Sosok Johnny G. Plate, Menkominfo yang Banjir Hujatan karena Blokir Steam, Dota, hingga PayPal
(Tribunnewswiki)
Baca berita lainnya tentang PayPal di sini.