“Teruntuk para netizen, saya mohon, tolong jangan bawa orang tua saya di sini, ya. Saya mohon sangat,” ujar dia.
Tak sampai disitu, Yudhie Revan juga memberikan ancaman untuk tak segan melaporkan netizen yang masih membawa-bawa orang tuanya.
“Jangan sampai gegara ketikan kalian, kalian dipanggil, kalian nangis-nangis, minta maaf,” tegas kakak Rizky Billar itu.
Yudhie Revan juga meminta doa terbaik untuk keduanya.
“Saya berharap dan mohon doanya saja yang terbaik untuk mereka berdua, bukan malah menggiring opini yang nantinya akan merugikan kedua belah pihak dan kalian,” kata Yudie.
Seperti yang diketahui instagram ayahnya, Daniel Eddy, dan Instagram ibunya, Rosmala Dewi, penuh dengan berbagai macam komentar netizen.
Beredar Tagar Boikot Lesti Kejora dan Rizky Billar
Setelah penyanyi dangdut Lesti Kejora mencabut laporan terhadap suaminya, Rizky Billar, beredar seruan untuk memboikot keduanya dari layar televisi.
Dengan tagar #BoikotLeslar, desakan itu juga membanjiri Instagram Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Menanggapi hal tersebut, komisioner KPI, Nuning Rodiyah, memberi respons.
"Ada 20.000 komentar yang masuk ke KPI, isinya dua hal," kata Nuning, dikutip dari YouTube Intens Investigasi, dikutip dari Kompas.com.
"Pertama adalah boikot Lesti Billar, yang satunya Lesti selalu dihati," sambungnya.
Hingga kini, KPI sebagai pihak yang berdiri netral masih mengkaji tuntutan tersebut.
Mereka akan bertindak adil terhadap semua acara tanpa melihat rating share sebuah program acara.
"Kami sebagai representasi publik akan berdiri netral," kata Nuning.
"Kita tidak akan berpihak pada salah satu pihak dalam menentukan kebijakan yang akan kita ambil," lanjutnya.
Nuning menegaskan KPI akan selalu mengimbau lembaga penyiaran agar tidak memberikan ruang kepada pelaku KDRT ataupun pelaku kejahatan seksual.
"Kami sebagai regulator penyiaran akan tetap mengeluarkan kebijakan berdasar regulasi yang ada di P3SPS dan Undang-Undang Penyiaran," ucapnya.
Maka, Nuning berharap semua figur publik bisa selalu memberi pesan positif, baik di depan maupun di belakang layar.
"Publik sekarang mulai kritis, publik akan bisa memilah dan memilih siapa public figure yang layak (muncul)," ujar Nuning.