TRIBUNNEWSWIKI.COM - Korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan akan mendapatkan trauma healing dari pemerintah.
Trauma healing menjadi rangkaian perawatan bagi korban tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) di Stadion Kanjuruhan, Malang.
"Biar negara yang mengurus seluruh perawatan bagi yang sakit, yang masih dirawat dan sebagainya," kata Mahfud MD, dalam konferensi pers di kantornya, Senin (3/10/2022) seperti dikutip dari Kompas.
"(Perawatan) termasuk di dalamnya trauma healing," lanjut Mahfud
Diketahui Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sudah diperintahkan untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Bahkan tidak mempersoalkan masalah biaya.
Baca: Pasutri Aremania Jadi Korban Tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan
Baca: Rincian Korban Tragedi Laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan
Biaya Pengobatan dan Santunan
Para korban tragedi Stadion Kanjuruhan tidak hanya mendapaykan perawatan kesehatan.
Namun pemerintah juga akan menanggung biaya pengobatan dan biaya rujukan ke rumah sakit.
Selain itu, pemerintah juga menyediakan santunan sosial untuk korban tragedi Kanjuruhan.
Tanpa merincikan besaran santunan atau jenis santunan, Mahfud hanya mengatakan akan disalurkan dalam satu atau dua hari kedepan
"Pemerintah juga akan segera menyusulkan santunan sosial yang nanti akan dilakukan dalam satu sampai dua hari ke depan tentang bentuk dan segala macam jenisnya," terang Menko Polhukam.
Sebelumnya diberitakan, kericuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya selesai.
Laga Arema vs Persebaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (2/10/2022) malam WIB berakhir dengan skor 2-3.
Kekalahan skuad Singo Edan di kandang memantik emosi suporter Arema.
Baca: Tragedi Stadion Kanjuruhan Disebut Bukan Bentrok Suporter Karena Bonek Tak Diizinkan Nonton
Baca: Tragedi Estadio Nacional Disaster Peru
Para pemain kemudian berlari menuju ruang ganti setelah wasit meniup peluit panjang mereka.
Para pemain kedua klub tak sempat berbagi salam untuk penghormatan setelah pertandingan.
Pasalnya, suporter beranjak ke lapangan secara sporadis.
Suporter yang turun ke lapangan berlari menuju ruang ganti untuk mengejar pemain, bahkan juga melempari dengan benda-benda tumpul.
Alat pertandingan dan fasilitas di dalam lapangan seperti bangku pemain, papan iklan, jaring gawang ikut menjadi pelampiasan kekecewaan.