TRIBUNNEWSWIKI.COM - Mahsa Amini, perempuan Iran yang meninggal setelah ditahan oleh polisi moral, dikenal sebagai wanita pemalu dan penyendiri.
Mahsa juga tidak pernah menentang aturan berpakaian yang diberlakukan oleh pemimpin Iran.
Hal ini diungkapkan oleh orang yang dekat dengan keluarga Amini yang tinggal di Kota Saqes.
Mahsa meninggal tiga hari setelah ditahan. Dia ditahan lantaran dianggap melanggar aturan berpakaian. Dalam penahanan, Amini diduga telah dianiaya.
Pihak berwenang membantah telah menganiaya Mahsa. Mereka menegaskan bahwa kematiannya disebabkan oleh kegagalan fungsi jantung. Namun, pihak keluarga mengatakan perempuan berusia 22 tahun itu tidak punya masalah kesehatan.
Dikutip dari Reuters, dua orang yang dekat dengan keluarga Mahsa menyebut Mahsa selalu memikirkan urusannya sendiri dan menjauhi politik.
Baca: Kasus Mahsa Amini, Teheran Tuding AS Manfaatkan Kekacauan di Iran
Petaka bermula pada tanggal 13 September lalu ketika dia dan keluarganya mengunjungi pamannya di Ibu Kota Teheran. Dia ditangkap setelah keluar dari stasiun kereta api oleh polisi moral Iran.
Mahsa dituding melanggar aturan berpakaian lantaran mengenakan celana ketat. Dia dan saudara laki-lakinya meminta maaf dan mengaku tidak tahu aturan di Teheran.
Baca: Iran Murka, Tuding Barat Ikut Campur dalam Kasus Mahsa Amini
Mahsa ditahan di pusat penahanan di Vozara. Saudaranya menunggu di depan. Dua jam kemudian sebuah ambulans datang untuk membawa Mahsa ke rumah sakit. Pihak keluarga kemudian mengetahui bahwa Amini dibawa ke Rumah Sakit Kasra.
Keluarga Mahsa tidak bisa melihat hasil CT scan Amini. Dia ada ruang perawatan jantung dan tubuhnya ditutupi. Keluarga hanya bisa melihat kaki Amini yang memar.
Kepada ayah Mahsa, para wanita yang ditangkap bersama Mahsa mengatakan Mahsa dipukuli di mobil yang membawa mereka ke tempat penahanan. Mahsa menangis dan meminta polisi melepaskannya.
"Polisi berkata kepada ayah Mahsa bahwa kamera di dalam mobil van tidak berfungsi. Jadi, pihak keluarga tidak tahu apa yang terjadi di dalam mobil dan tempat penahanan," kata orang yang dekat dengan keluarga Mahsa.
"Mereka tidak percaya kepada video yang dirilis oleh pihak berwenang yang memperlihatkan dia tiba-tiba jatuh di kantor polisi. Keluarganya yakin video itu telah diedit."
Baca: 1.200 Orang Ditangkap dalam Kerusuhan Iran, Ada 75 Orang Lebih Dilaporkan Tewas
"Dia ingin menjalani hidup yang normal dan bahagia," kata salah satu sumber.
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan telah memerintahkan penyelidikan kasus itu.
Kematiannya Mahsa memicu unjuk rasa besar-besaran di berbagai kota di negara itu. Banyak pengunjuk rasa yang tewas karena aparat keamanan melakukan tindakan keras.
(Tribunnewswiki)
Baca berita lain tentang Mahsa Amini di sini