Selain itu, pembakaran itu mungkin juga disebabkan oleh perang dagang antara Eropa dan Rusia akibat invasi Rusia ke Ukraina.
"Jadi karena ada larangan perdagangan dengan Rusia, mereka tidak bisa membuat katup berkualitas tinggi yang dibutuhkan dalam memproses minyak dan gas. Jadi, mungkin ada beberapa katup yang rusak dan mereka tidak bisa menggantinya," kata Esa Vakkilainen, profesor bidang energi dari Universitas LUT di Finlandia.
Gazprom belum buka suara untuk memberikan penjelasan tentang pembakaran itu.
"Meski alasan sebenarnya dari pembakaran itu tidak diketahui, volume, emisi, dan lokasi pembakaran itu mengingatkan akan dominasi Rusia dalam pasar energi di Eropa," kata Sindre Knutsson dari Rystad Energy.
"Tak ada lagi tanda yang lebih jelas, Rusia bisa menurunkan harga energi besok. Ini adalah gas yang seharusnya diekspor melalui pipa Nord Stream 1 atau lainnya."
(Tribunnewswiki)
Baca berita lainnya tentang Rusia di sini