Cegah Stunting, FIK UMS Berikan Pelatihan Kepada Para Kader Kesehatan di Krajan Sukoharjo

Total anak stunting di Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah persentasenya mencapai 9,5 persen


zoom-inlihat foto
Stunting-111.jpg
DOK. IRDA
Para kader kesehatan sedang mendapatkan pemaparan materi tentang stunting pada Rabu, (18/5/22).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (FIK UMS) memberikan pelatihan stunting kepada para petugas Posyandu di Desa Krajan, Kabupaten Sukoharjo.

Pelatihan tersebut dilaksanakan pada Rabu, (18/5/22).

Ketua tim, Irdawati mengatakan, kegiatan ini adalah bagian dari program hibah integrasi tri dharma perguruan tinggi UMS dalam hal pengabdian kepada masyarakat.

Adapun tujuan dari kegiatan ini yakni meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dalam hal mendeteksi kejadian stunting.

Menurut Irdawati, stunting merupakan kondisi ketika tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan anak-anak lain seusianya, atau dengan kata lain, tinggi badan anak berada di bawah standar.

Maka dari itu kata Irdawati, perlu dilakukan pencegahan stunting agar anak bisa tumbuh normal.

Kartu Tinggi Sehat karya Irdawati.
Kartu Tinggi Sehat karya Irdawati. (DOK. IRDA)

 

Baca: Rincian Donasi yang Diterima dan Disalurkan ACT yang Sedang Diterpa Isu Dugaan Penyelewengan Dana

Baca: Persentase Penderita Stunting Turun 7 Persen, Pemerintah Beri Apresiasi Pada 10 Sosok Pahlawan

Berdasarkan data yang diperoleh Irdawati, pada 2021 total anak stunting di Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah itu persentasenya mencapai 9,5 persen. 

Angka tersebut merupakan angka tertinggi di wilayah Sukoharjo.

Dari total persentase tersebut, 11,65 persen di antaranya berada di Desa Krajan, Sukoharjo.

"Maka dari itu, kami memilih Desa Krajan untuk diberikan pelatihan stunting," ujar Irdawati kepada TribunnewsWiki.

Untuk memberikan pelatihan itu, Irdawati dibantu para dosen dari Fakultas Kesehatan UMS seperti Siti Arifah, Yuli Kusumawati, dan Abi Muhlisin.

Adapun dalam pelaksanaanya, FIK UMS berkolaborasi dengan Puskesmas di Kecamatan Gatak, Sukoharjo.

Pelatihan itu diikuti oleh 26 kader kesehatan.

Kader kesehatan sendiri, kata Irdawati yaitu, sukarelawan dari masyarakat yang bertugas di posyandu tersebut.

Menurutnya, para kader kesehatan ini sangat penting diberi pelatihan lantaran di Posyandu itu mereka bertugas untuk meningkatkan gizi balita dan penimbangan berat badan.

Dan mulai sekarang, tugas mereka ditambah dengan pengukuran tinggi badan.

Grafik ukur stunting yang berada di dalam Kartu Tinggi Sehat karya Irdawati, FIK UMS.
Grafik ukur stunting yang berada di dalam Kartu Tinggi Sehat karya Irdawati, FIK UMS. (DOK. IRDA)

 

Baca: Pihak ACT Jawab Tuduhan PPATK yang Sebut Lembaga Ini Danai Terorisme: Dana yang Mana?

Baca: Kartu Prakerja Gelombang 35 Akan Segera Ditutup, Berikut Syarat dan Cara Mendaftarnya

Maka dari itu, dirasa sangat penting untuk memberikan pelatihan kepada mereka khususnya deteksi dini penderita stunting dan bagaimana mengatasinya.

Anak dikatakan stunting jika tinggi badan anak itu -2SD sampai -3SD.

Cara mendeteksinya, tinggi badan anak diukur lalu hasil ukurnya itu tulis di Kartu Tinggi Sehat.

Kartu Tinggi Sehat adalah kartu yang didesain oleh Irdawati, Dosen Fakultas Kesehatan UMS untuk mendeteksi stunting.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved